ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
10 Maret 2017, 10:03

Despro ITS Undang Pakar Desain Pedesaan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Singgih sapaan akrabnya, sempat kebingungan di tahun terakhir kuliah. Alasnnya karena dirinya bingung untuk memilih antara bekerja di kota atau kembali ke desa dan membangun bisnis. Namun, pada akhirnya kebimbangan itu ia tepis dengan nekat kembali ke desanya di Kandangan, Jawa Tengah. 

"Jarang sekali ada mahasiswa berpikir untuk kembali ke desa dan membangun desa setelah lulus kuliah. Padahal seharusnya, kearifan lokal tetaplah harus dijaga," tuturnya.
Pedesaan sendiri memiliki sumber daya alam yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan kacamata kreativitas, barang-barang yang ada di desa bisa diubah menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi. Contoh yang paling sederhana menurutnya adalah bambu. Bambu merupakan material terbarukan dengan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat, yakni empat tahun. 
"Keberadaan bambu di pedesaan saat ini mulai terancam. Padahal bambu merupakan material yang sangat berguna," ungkap pria yang pernah memenangkan Brit Insurance Design pada tahun 2009 tersebut.
Dari sanalah, Singgih mulai mencoba memanfaatkan potensi yang ada untuk menaikkan nilai ekonomi masyarakatnya. Hingga tercetuslah ide untuk membuat sepeda bambu dengan merek Sepeda Pagi atau biasa di singkat Spedagi.
Pembuatan Spedagi ini sendiri merupakan ajang untuk melakukan revitalisasi desa, membawa desa kembali menemukan jati dirinya sebagai komunitas lestari dan mandiri. "Saya orang desa yang suka desain, dan saya bangga. Karena tidak banyak orang desa yang suka desain," imbuhnya. Tak berhenti sampai di sepeda, ia pun membuat radio dari kayu. 
Lebih lanjut, menurutnya jika seseorang ingin sukses, maka yang perlu dilakukan adalah mencari masalah. "Di balik masalah itu ada risiko. Kalau anda bisa menyelesaikan masalah, maka anda adalah orang hebat," pungkasnya. (mbi/hil)

Berita Terkait