Oleh : Dadang ITS |
910
|
Source : -
Adalah Ojek Arek ITS atau biasa disebut Arits, begitulah label yang dikenakan pada ojek rintisan Hendrik Saputro dan Bayu. Ojek tersebut mewadahi mobilitas penumpang dari berbagai tempat. Usaha ini pun sudah berdiri sejak awal 2013 lalu.
Awal mula pembentukan ojek ini berasal dari ide dua mahasiswa angkatan 2012. Saat itu keduanya membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup selama perkuliahan. "Alhasil, munculah ide untuk menjadi tukang ojek bagi rekan sekampusnya," ujar Ditta Resty Lestari, salah satu anggota di ojek tersebut kala diwawancarai pada Rabu(1/3).
Untuk melakukan pemesanan terhadap ojek buatan mahasiswa ITS ini, penumpang hanya perlu mencantumkan nama, tempat penjemputan,dan waktu penjemputan. "Saya sebagai admin akan memberikan tarif sesuai jarak. Untuk pesananan antar jemputnya kami batasi dari pukul 04.00-20.00. Mengingat driver nya juga perlu belajar. Boleh lebih dari jam delapan jika memang dalam keadaan darurat," terangnya.
Sementara itu, Sandro Prasetyo, salah satu driver menuturkan bahwa kebanyakan mahasiswa meminta dijemput atau diantar ke stasiun dan bandara. Penumpang paling ramai biasanya pada musim penerimaan mahasiswa baru.
"Karena kami mahasiswa jadi lebih banyak tahu tentang tempat-tempat di kampus dan juga daerah kos-kosan," ujar mahasiswa Departemen D3 Teknik Mesin tersebut.
Sandro sendiri ingin bergabung ke ojek ini lantaran ingin memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah di ITS. Dirinya bahkan berusaha membantu keluarganya dengan cara mengirimkan uang bulanan dari hasil kerjanya menjadi ojek arek ITS.
Sementara itu, Resty menjelaskan keberadaan ojek online membuat orderan dari ojek buatan mahasiswa ITS ini menjadi semakin sedikit. Hal itu karena harga ojek online lebih murah. Terlebih lagi Resty dan rekannya saat ini sibuk mengerjakan Tugas Akhir, sehingga publikasinya semakin berkurang.
Kepada ITS Online, Resty menuturkan Ia berencana menambah driver dan lebih gencar mempromosikan usaha ojek ini agar tidak kalah saing dengan ojek lainnya. "Harapannya dengan penambahan driver, penumpang bisa lebih banyak dan pasar menjadi lebih luas," tutup mahasiswi Departemen Sistem Informasi tersebut. (jel/hil)