ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 Februari 2017, 01:02

Membina Kelompok Tani Adalah Langkah Pengembangan Pertanian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hal ini yang kemudian melatar belakangi kerja sama Universitas Padjadjaran dengan PT. Hero Supermarket Tbk untuk melakukan pengembangan dan pembinaan Kelompok petani lokal Katata. "Dalam bahasa sunda, Katata artinya tertata atau terstruktur," ungkap Dr Tomy Perdana SP MM, dosen dan Ketua Laboratorium Agribisnis Universitas Padjajaran dalam acara yang digelar di auditorium Sinarmas Departemen Teknik Industri ITS itu.

Tomy pun mengembangkan model manajemen rantai pasok (supply chain management) yang melibatkan langsung petani lokal dengan pasar. Kelompok tani Katata pun menjadi model pengembangan sistem rekayasa sosial ini.

Model pengembangan sistem rantai pasok pertanian adalah dengan komputasi. Model ini dikembangkan menggunakan pendekatan sistem dinamik dan aksi partisipatif. Fungsinya untuk mendesain model alur rantai pasok sayuran yang ramping, lincah dan berkeadilan untuk memenuhi pasar terstruktur.

Manfaatnya dalam segi ekonomi, model sistem rantai pasok berbasis saintifik ini menjadi bernilai ekonomi pada saat dipadukan dengan investasi dan layanan. Yakni dengan pengembangan benih, serta teknologi tepat guna mobile rainshelter dan sistem irigasi. "Pengembangan ke arah perbanyakan dan sistem lahan," ujar Consultant Supply Chain Indonesia tersebut kepada peserta pelatihan yang bertema Infusing Supply Chain Management Concepts in Agribusiness ini.

Sementara dalam segi sosial, manfaatnya dapat menarik lebih dari 100 orang petani untuk terlibat langsung dalam lahan 50 hektar. Selain itu, akses pasar langsung ke supermarket, ekspor dan pasar tradisional. Serta mendapatkan harga jual yang lebih tinggi yaitu di atas 30 persen dari kondisi awal. Sehingga pendapatan petani meningkat. "Keuntungan petani minimal 100 persen dari HPP (Harga Pokok Penjualan)," tandasnya. (mbi/akh)

Berita Terkait