Tahap semifinal IE Games yang diikuti oleh tiga puluh tim dari berbagai daerah itu berjalan seru. Para peserta berpacu dengan waktu untuk dapat memasuki lima laboratorium yang ada di departemen Teknik Industri dan menjawab pertanyaan yang tersedia di sana.
Di sesi perlombaan ini setiap tim diarahkan untuk menjawab pertanyaan dalam setiap laboratorium yang telah ditetapkan sebelumnya. Waktu yang disediakan hanya dua puluh menit. Selain itu peserta juga dibekali modal untuk dapat membeli soal-soal yang ada di setiap laboratorium. "Setiap soal memiliki harga yang berbeda sesuai dengan tingkat kesulitannya, yang mana semakin sulit soal maka point penilaiannya juga semakin tinggi," jelas Steering Comitee Running Lab, Fatima Dara.
Setelah peserta selesei menjawab soal para siswa ini lalu diarahkan untuk berpindah ke laboratorium lain untuk menjawab soal selanjutnya. Disinilah kelihaian para peserta diuji. Para siswa SMA ini dituntut untuk dapat sampai ke laboratorium lain secepat mungkin agar tidak didahului peserta lain.
Hal ini dikarenakan dalam satu laboratorium dibatasi oleh beberapa tim. selain itu para siswa SMA ini juga dituntut untuk dapat menentukan soal jenis apa yang akan dibeli, agar dapat nilai poin maksimal dengan budget serendah-rendahnya.
Sesi running lab ini memang bertujuan untuk memperkenalkan secara lebih rinci kepada siswa SMA tentang keilmuan teknik industri. "Dengan adanya running lab ini para peserta jadi mengetahui apa yang dipelajari di teknik industri," lanjutnya.
Sepanjang sesi berlangsung, para peserta yang ditemani oleh LO masing-masing terlihat sibuk berlari dan berdiskusi. Semua terlihat sibuk untuk menentukan strategi apa yang tepat untuk dapat menyelesaikan sesi lomba ini dengan baik. "Setelah sesi running lab selesei akan diumumkan lima tim terbaik yang lolos ke babak final," pungkas Dara. (mik/akh)