"Penelitian ini mengenai kontrol atau mengendalikan setir kendaraan yang menggunakan sistem steer by wire, tidak menggunakan sistem mekanik," ujar mahasiswa S3 ITS angkatan 2009 ini. Dalam penelitiannya, Fachrudin menggunakan setir elektrik pada kendaraan.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Widya Gama Malang ini memulai penelitian dengan merancang model kendaraan secara matematis dengan menyertakan sepuluh perilaku pergerakan kendaraan atau dikenal dengan istilah degree of freedom (DOF).
"Keterbatasan penelitian saya hanya meneliti sampai sepuluh derajat kebebasan (DOF, red) dari ribuan DOF yang ada," paparnya.
Sepuluh DOF yang digunakan Fachrudin dalam model matematis kendaraannya terdiri dari tujuh gaya pada badan mobil. Tujuh gaya tersebut meliputi gaya naik-turun kendaraan (heaving), anggukan antara badan depan dengan belakang kendaraan (pitching), rolling, dan perpindahan setiap roda secara vertikal, serta tiga handling model.
Usai perancangan model kendaraan, Fachrudin lantas merancang sistem kontrol, diantaranya model kontrol, kontrol strategi, dan sistem optimasi. Pengujian kendaraan kemudian dilakukan dengan menggunakan Software In The Loop Simulations (SILS) dan Hardware In The Loop Simulations (HILS).
"Pada SILS dimasukkan desired trajectory yang menggambarkan lintasan berliku," jelasnya. Sedangkan hasil pengujian pada HILS menunjukkan pergerakan kendaraan mampu dipertahankan sesuai dengan lintasan yang menjadi persyaratan, yakni mengikuti desired trajectory.
"Kelemahan sistem kontrol optimasi pada sistem kemudi kendaraan ini yaitu belum bisa diaplikasikan pada kondisi jalan raya pada umumnya, kecuali pada area khusus yang lintasannya telah ditentukan," aku pria 49 tahun ini.
Di akhir, Fachrudin sampaikan hambatan dalam penelitiannya. "Hambatan yang saya alami itu di bagian hardware karena harus menyesuaikan satu device hardware dengan device yang lain, sehingga membuat penelitian saya selesai terlambat," pungkasnya. (zik/oti)