Rofik menjelaskan, keselamatan kerja menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan. Sebab, hal tersebut menjadi tolak ukur bagaimana sebuah perusahaan mempertanggungjawabkan kualitas produknya.
"Keselamatan itu tentang nilai moral. Jika ada karyawan yang tidak memperhatikan keselamatannya sendiri, bagaimana dia memperhatikan kualitas produk dan produktivitas perusahaan?" tutur pria kelahiran 1985 ini.
Menurut Rofik, Toyota Motor Coorperation (TMC) pun sangat ketat dalam memperhatikan keselamatan kerja. Saah satu usahanya ialah dengan menggulirkan program nihil kecelakaan kerja yang dikelompokkan dalam enam kategori. Keenamnya ialah kecelakaan karena terjepit atau tertabrak mesin, tertimpa benda berat, dan tertabrak kendaraan bermesin.
"Penyebab kecelakaan yang lain adalah terjatuh dari ketinggian maupun saat jalan, tersetrum listrik, serta kebakaran," ujar pria angkatan 2004 ini.
Rofik pun turut memaparkan beberapa upaya pengendalian bahaya yang diterapkan di perusahaannya. Pertama ialah dengan menghilangkan sumber bahaya, khususnya sumber bahaya yang sudah tidak terpakai. Upaya kedua adalah dengan mengganti sumber bahaya dengan alat yang lebih aman.
"Ketiga adalah modifikasi sumber bahaya sehingga bisa menghilangkan kontak langsung sumber bahaya dengan pekerja. Cara selanjutnya ialah dengan menetapkan standar aturan kerja serta menggunakan alat pelindung diri," jelasnya.
Rofiq menuturkan, bilamana satu kecelakan kerja terjadi. Maka itu sama saja dengan ada ribuan potensi bahaya dalam sistem di perusahaan tersebut. "Maka dari itu, prinsip kami ialah lebih baik seribu kali berhati-hati daripada meninggal sekali," tandas Rofik.
Dunia Kerja Butuh Orang Tangguh
Kepada adik-adiknya di Teknik Material dan Metalurgi, Rofik menegaskan bahwa karakter yang dibutuhkan dunia kerja adalah karakter tangguh. Ia mengaku mudah menemukan orang pintar di dunia kerja, namun tak mudah menemukan orang yang tangguh.
"Memang dibutuhkan orang pintar, tapi lebih dibutuhkan lagi orang pintar yang tangguh. Jadi, saat menghadapi kesulitan mereka tidak langsung putus asa dan saat ditegur atasan tidak langsung mengundurkan diri. Sebab, di dunia kerja ini kita berhubungan dengan banyak orang," tutup Rofik. (ayi/hil)