ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
01 Februari 2017, 00:02

Solusikan Kapal Trimaran untuk Provinsi Maluku

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelum memaparkan hasil disertasinya yang berjudul Studi Karakteristik Hambatan Dan Seakeeping Kapal Trimaran Pada Perairan Tenang Dan Bergelombang, Richard mengulas Provinsi Maluku sebagai daerah penelitiannya. Dimana daerah ini memiliki dua tipe perairan yakni terbuka dan terbatas.

Perairan terbatas memiliki tinggi gelombang maksimal satu meter, sedangkan perairan terbuka memungkinkan tinggi gelombang dari tiga hingga lima meter. "Makanya Maluku dijuluki sebagai daerah seribu pulau. Di mana untuk berpindah dari satu pulau ke pulau lain harus melewati dua perairan tersebut," ulas mahasiswa S3 Departemen Teknik Kelautan.

Tak heran pada waktu-waktu tertentu, kapal sering mendapat peringatan dari instansi terkait seperti Administrasi Pelabuhan (AdPel) maupun pihak Syahbandar untuk tidak berlayar. "Penyebabnya karena kondisi alam yang sangat berbahaya, dalam hal ini adalah gelombang tinggi," ujar dosen Fakultas Teknik Universitas Pattimura ini.

Di samping itu, tambah Richard, sebenarnya ada kebutuhan yang sangat tinggi terhadap kapal-kapal tersebut untuk bisa berlayar. "Untuk itu saya memutar otak bagaimana solusi terbaik agar mobilisasi utama di Maluku ini tidak terganggu lewat disertasi saya ini," ucapnya kepada ITS Online.

Tak ayal, menurutnya, dibutuhkan pengetahuan karakteristik sebuah kapal yang dapat bertahan pada kondisi-kondisi tertentu. Sebab jika gelombang sedang tinggi, hanya Kapal Pelni saja yang diperbolehkan untuk berlayar. Namun, berkat penelitian disertasinya ini, Richard menemukan kapal Trimaran mampu bersifat lebih stabil dibanding kapal berlambung tunggal, salah satunya Kapal Katamaran.

Kapal-kapal kecil di Maluku sebagian besar berukuran kurang dari 60 meter. Sehingga, bila ketinggian gelombang di perairan mencapai empat hingga lima meter, dipastikan kapal-kapal tersebut akan tenggelam. Mengatasi hal tersebut, Richard pun mencari solusi kapal mana yang tepat digunakan.

Imbuh Richard, Kapal Trimaran dinilai lebih ekonomis dari segi harga dibandingkan Kapal Katamaran. Keduanya memiliki ukuran yang sama, dengan mesin kecil yang sama-sama dimiliki keduanya pun menghasilkan kecepatan yang sama pula.

Sedangkan Kapal Monohol, kapal lambung tunggal lainnya memiliki mesin lebih besar 30 persen. "Mengapa kecepatannya bisa lebih besar? Karena pengaruh bidang basah lambungnya tadi itu," pungkas pria kelahiran Ambon menjelaskan perbedaannya.

Usai dengan disertasinya ini, Richard berharap Maluku bisa berubah mengikuti perkembangkan teknologi yang ada. Dimulai dari masyarakat, pemerintah setempat, bahkan operator bisa melakukan inovasi di bidang kemaritiman. "Saya berharap pemerintah daerah dapat melihat sisi positif dari hasil penelitian saya. Juga lebih yakin bahwa Maluku bisa berkembang pesat lewat potensi kemaritimannya," tutupnya. (owi/riz)

Berita Terkait