Mengawali perjalanan dengan mengendarai mobil jeep pada minggu dini hari, peserta CommTECH 2017 gagal menuju Penanjakan 1 Bromo. Tempat tersebut merupakan view point utama dalam menikmati pemandangan sunrise (matahari terbit, red) karena kemacetan yang berkepanjangan. "Ada mobil mogok diatas sana, jadi tujuannya dipindahkan ke Penanjakan 2 Bromo," terang Adolf, Wakil Koordinator acara.
Kendati telah berpindah ke Penanjakan 2 Bromo, para peserta CommTECH 2017 tidak bisa menikmati matahari terbit karena terhalang faktor cuaca. Sebagai gantinya, kabut tebal mendominasi suasana selama berada di sekitar Penanjakan 2 Bromo tersebut.
Meskipun begitu, antusiasme para peserta CommTECH 2017 pun tidak padam. Cheng Hsi Lee, salah satu peserta asal Taiwan mengaku tetap menikmati perjalananya mengunjungi salah satu obyek wisata unggulan di Jawa Timur tersebut. "Walaupun tidak bisa menikmati matahari terbit tetapi aku sangat puas bisa berada disini," aku pria yang akrab disapa Charlie ini.
Sejalan dengan Charlie, Sengxay Xayachack peserta asal Laos juga menceritakan antusiasmenya berkunjung ke Bromo. Bahkan, pria yang akrab disapa Frank ini mengaku agenda ke Bromo adalah salah satu alasan ia mendaftar CommTECH 2017.
Baginya bukan menjadi masalah besar, meski tidak bisa menikmati sunrise karena seluruh perjalanan menuju Bromo adalah hal yang menyenangkan. "Ini pertama kalinya aku naik mobil jeep, pemandangan selama perjalanan juga bagus, aku senang bisa menginjakkan kaki disini," tutur Frank.
Lain halnya dengan Saleem Alirajaj, pria asal Australia ini memiliki cara tersendiri dalam menikmati pagi harinya di kawasan Gunung Bromo. Mahasiswa asal University of Technology Sidney ini memilih meminum kopi sambil menikmati suasana alam yang disuguhkan Gunung Bromo.
"Kami gagal melihat sunrise, tetapi aku mendapatkan kopi yang sangat enak. Penjualnya juga sangat ramah, ia tidak berhenti tersenyum padaku," ujar Saleem. (lys/hil)