Kali ini, tamu dari penjuru dunia melakukan government visit atau kunjungan ke pemerintah untuk melihat teknologi dan program pemerintah Kota Surabaya. Setelah perwakilan dari Dinas Sosial, Dinas Informasi dan Komunikasi, serta Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memberikan presentasi program mereka, peserta dibagi dalam grup untuk berdiskusi.
Dalam diskusi ini, peserta CommTECH dapat memilih grup sesuai dengan minat mereka. Berdasarkan jumlah departemen, mereka dibagi dalam tiga grup. Mereka kemudian diminta untuk mengajukan tiga pertanyaan yang kemudian disampaikan oleh wakil setiap grup.
Maria Anityasari ST ME PhD, Ketua Direktorat Hubungan Internasional ITS menjelaskan, diskusi ini untuk mengukur pemahaman peserta mengenai beberapa rangkaian acara sebelumnya yang kemudian dihubungkan dengan kesiapan teknologi di Surabaya. "Setelah mengunjungi games developer dan yayasan sosial, di sini mereka dapat mengetahui peran pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat dengan teknologi di Surabaya" ujarnya.
Dosen di Departemen Teknik Industri ini menambahkan, "Surabaya sendiri telah menggunakan electric government (e-government) dalam segala sistem pemerintahan, baik pengolahan data maupun fasilitas layanan masyarakat. Di sini mereka dapat memberikan saran mengingat teknologi di negara mereka mungkin lebih baik," tuturnya.
Tidak hanya berdialog mengenai teknologi informasi (IT) saja, peserta juga membahas mengenai sarana prasarana untuk penyandang disabilitas. Mereka berdiskusi tentang pemberdayaan penderita cacat fisik agar dapat mendapat kerja di balik kekurangannya.
Berbicara dengan Dinas Sosial, Christo, peserta asal Sidney, Australia menyarankan adanya kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan Departemen Teknik Biomedik ITS. Ia berharap agar ITS dapat membuat teknologi yang tidak hanya memudahkan penyandang disabilitas, tetapi juga berguna untuk manusia normal.
Selain IT dan fasilitas ramah disabilitas, para peserta juga membahas mengenai perkembangan bisnis berbasis sosial dan teknologi di Surabaya. "Dengan dua milliar kepala yang tinggal di Indonesia, negeri tropis ini merupakan peluang emas bisnis. Kami, Indonesia, sangat terbuka bagi warga negara lain yang ingin berkerja sama dan berinvestasi," ujar Maria diakhir sesi diskusi. (nov/mis)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh