Setiap mahasiswa S3 diwajibkan menerbitkan jurnal, tentu wanita yang akrab disapa Fafa ini harus menjalaninya pula. Ironisnya jurnal yang diajukan Fafa kepada promotornya, Prof Ir Suparno MSIE PhD, ditolak tujuh kali.
"(Jurnak ditolak) itu karena informasinya memang belum tajam, kemudian secara pembahasan juga belum meluas, serta gaya selingkungnya kurang kuat," akui Fafa.
Hal tersebut lantas membuat Fafa harus bertemu intensif dengan promotornya. Disaat mahasiswa yang lain mengumpulkan jurnal setiap semester, Fafa bertemu setiap dua minggu sekali dalam lima bulan berturut-turut. "Ada pertentangan batin dengan saya mengapa saya yang paling intensif, mungkin karena saya paling banyak kekurangannya, sehingga harus sering bertemu promotor yang saya anggap papi sendiri," ujarnya.
Setiap kali bertemu dengan promotornya, Fafa selalu melaporkan perkembangan penulisan jurnalnya. Diakui Fafa, setiap jurnal yang ditulisnya itu memakan waktu dua hingga dua setengah bulan. "Bimbingan intensif itu dimaksudkan biar cepat selesai, setiap paragraf saya dilihat secara detail, gaya selingkungnya seperti apa, mana yang harus ditajamkan kalimatnya," ungkapnya.
Kendala lain yang dirasakan oleh Fafa adalah susahnya mencari data penelitian karena topiknya yang tidak familiar di Indonesia. "Sebenarnya topik ini sudah ada di Amerika dan Eropa tahun 1960-an. Tapi di Indonesia, istilah Reverse Logistics itu semua perusahaan Indonesia tidak tahu, tapi secara implementasi sebenarnya sudah ada tapi sangat sederhana sekali," terangnya.
Dalam disertasinya, Fafa memilih judul Disain Model Sistem Reverse Logistics Pada Industri Elektronika Konsumsi. Disertasi ini membahas mengenai implementasi sistem Reverse Logistics (RL) pada tiga perusahaan elektronika. RL sendiri diartikan konsep pengelolaan yang berkaitan dengan penarikan kembali produk yang berasal dari konsumen ke perusahaan dengan memanfaatkan potensi nilai yang masih ada dalam produk.
Perjuangan Fafa selama enam tahun menempuh program doktoral akhirnya tuntas setelah menjalani sidang terbuka promosi doktor pada Senin (30/01). Luapan emosi kebahagiaan dituangkan Fafa dalam pidato terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantunya. Di akhir, Fafa membacakan puisi panjang untuk mamanya, sosok yang kini tak bisa membersamai dirinya di dunia.
"Ya Allah, aku rela seandainya semua amalku karena perjuangan menempuh program studi S3 ini diberikan kepada mamaku," ucap Fafa dalam penggalan puisinya. (zik/)