Menurut Heppy, justru dengan menjadi PTNBH, sumber penghasilan ITS akan menjadi lebih luas. PTNBH seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) mempunyai mall dan hotel. "Kita mau buka hotel boleh, pom bensin boleh," ujar dosen di Departemen Teknik Sipil ini. "Tidak melulu lantas UKT dinaikkan," sambungnya.
Ditambah lagi dengan menjadi PTN-BH, kini untuk mengadakan kerjasama dengan pihak eksternal, ITS tidak perlu lagi berkonsultasi dengan pemerintahan pusat. "Dana yang dihasilkan pun tidak dilewatkan ke pemerintahan pusat dahulu, tetapi bisa langsung diterima sebagai penghasilan ITS," jelas Heppy.
"Namun, tentu ITS sebagai pemilik otonomi memiliki kekuasaan penuh untuk memilih mana investor yang perjanjiannya akan menguntungkan ITS dan mana yang tidak," sambungnya. Heppy lantas menyebutkan Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS) sebagai salah satu contoh perjanjian investasi yang turut menguntungkan ITS.
Ke depannya, sumber penghasilan ITS bervariasi, mulai dari sarana prasarana, jasa konsultasi, hingga hibah penelitian. ITS memiliki gelanggang olahraga (GOR), fasilitas olahraga, Grha Sepuluh Nopember, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa yang merupakan sumber penghasilan ITS.
ITS sebagai universitas yang memiliki keunggulan di bidang kemaritiman, bidang teknik sipil, dan bidang arsitektur tentu memiliki daya tarik sebagai konsultan untuk perusahaan yang berminat. "Bahkan teman-teman ITS daripada bekerja di luar, mending bekerja untuk ITS," sebut Heppy. "Kerjasama bisa dilakukan dengan perusahan swasta atau instansi negeri," sambungnya.
Selain dari jasa konsultasi, sumber dana lain di antaranya adalah hibah dana penelitian. "Dosen-dosen juga bisa mengajak mahasiswanya untuk membantu mengerjakan penelitian," pungkasnya.(mhc/ven)