Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana Ir Heppy Kristijanto MS mengutarakan bahwa sebenarnya tidak ada korelasi antara perubahan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dengan kenaikan UKT. "Justru dengan menjadi PTNBH, kita akan lebih leluasa dalam mengatur keuangan kita," ungkap dosen di Departemen Teknik Sipil ini.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng menyatakan bahwa dengan menjadi PTN-BH, ITS akan memperluas akses untuk semua masyarakat agar bisa mengenyam pendidikan. "Setiap anak memiliki potensi untuk berkembang," ujar Heru.

Oleh karena itu, ITS tidak akan menaikkan nilai UKT. Bahkan, Heru menegaskan bahwa ITS akan tetap memastikan bahwa dua puluh persen dari mahasiswa berasal dari kalangan tidak mampu. "Apalagi sekarang sudah banyak beasiswa," ucap Guru Besar dari Departemen Teknik Kimia ini.

ITS memang tengah gencar-gencarnya mencarikan beasiswa untuk mahasiswanya. Program bidikmisi pun tidak lupa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh ITS. Bahkan, tahun lalu, ITS sempat kekurangan jumlah penerima beasiswa bidikmisi. 

"Pada saat periode pembayaran UKT, ada hingga empat puluh mahasiswa yang datang ke kami, meminta penangguhan UKT," cerita Guru Besar yang memperoleh gelar Master dari Tokyo Institute of Technology ini.

"Lantas mereka kami tanyai alasan mereka. Apabila alasannya merupakan alasan ekonomi, akan kami ambilkan dari uang yang telah disimpan tadi itu," sambungnya.

ITS juga bekerjasama dengan berbagai alumni dan yayasan untuk persoalan pengadaan beasiswa. "Intinya, tidak ada mahasiswa ITS yang boleh dengan alasan tidak mampu membayar kuliah," tegas Guru Besar yang memperoleh gelar Doktoral dari Hiroshima University ini.

Untuk mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang telah ada, peraturan baru tengah dirancang sedemikian hingga penerima beasiswa tersebut diperbolehkan mendapatkan beasiswa lain dengan nilai nominal maksimal yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.(mhc/ven)