Sebagai salah satu perguruan tinggi paling berpengaruh di Indonesia, sudah selayaknya ITS membantu bangsa ini menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satunya adalah persoalan bencana alam yang baru baru ini melahirkan keresahan ditengah tengah masyarakat. Pasalnya, Indonesia terletak diantara pertemuan lempeng Asia dan Australia membuat posisi tersebut menjadi daerah rawan bencana.
Ditemui di ruangannya, Kepala Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim ITS, Lalu Muhamad Jaelani ST MSc PhD bercerita kepada ITS Online perihal beberapa dugaan dan penelitian atas bencana yang terjadi di Indonesia. "Kami meneliti daerah – daerah yang dianggap rawan bencana seperti Aceh dan Bima," tuturnya.
Menurut Jaelani, ITS tidak bisa turun langsung tanggap darurat ketika bencana terjadi. Karna dari segi keterampilan menangani korban, tenaga ITS sangat minim di lapangan. Oleh karena itu, ITS pun melakukan penelitian guna menanggulangi bencana – becana di masa mendatang. "ITS bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait temuan – temuan dalam penelitian. Sifatnya sebagai mitigasi bencana," tutur pria yang keseharian dihabiskan di jurusan Teknik Geofisika ini.
Untuk mendukung penelitian tersebut, Jaelani dan timnya sering mendatangi daerah bencana guna mendata pergeseran lempeng yang bergerak dibawah tanah. Bila hal tersebut diketahui, maka , mereka akan mengeluarkan rekomendasi terkait tata cara letak dan pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana tersebut.
Kota Surabaya pun tak luput dari perhatian ITS. Jaelani menuturkan, dari beberapa penelitiannya, ditemukan bahwa di Surabaya terdapat patahan yang bersifat lokal. Selain itu, ITS juga mendapati temuan bahwa beberapa daerah di Surabaya terjadi penurunan tanah.
Oleh karena itu, ITS menggaet beberapa badan terkait guna melancarkan penelitiannya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Vulkanologi dan Migas Bencana Geologi (BVMBG), dan beberapa tenaga ahli dari perguruan tinggi luar negeri pun mereka gaet. "Data lapangan sudah ada, tapi sangat kurang sehingga kami butuh interpretasi lanjutan," tuturnya.
Penelitian kawasan Surabaya akan dilaksanakan mulai tahun 2017 hingga 2019. Jaelani mengatakan, hasil dari penelitian tersebut akan jadi rekomendasi untuk pemerintah guna meningkatkan mitigasi bencana. "Setidaknya masyarakat bisa melakukan adaptasi menghadapi resiko bencana alam," pungkasnya. (bal/ven)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi