ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
13 Januari 2017, 10:01

Belajar Kemandirian dari Budaya Leluhur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam acara yang mengusung Gerakan Masyarakat Membangun Budaya Mandiri (Gema Membumi), Amien hadir sebagai narasumber ahli bidang sejarah teknologi bangsa Indonesia. Ia menuturkan bahwa teknologi leluhur bangsa Indonesia terbilang maju.

Pernyataan Amien itu bukan tanpa dasar. Pasalnya, hal tersebut dapat dilihat pada peninggalan bangunan kuno yang tahan terhadap terpaan gempa. Ditambah lagi, teknologi logam pada zaman dahulu ketika harus membuat keris dengan temperatur yang cukup tinggi.

Candi-candi yang masih berdiri kokoh ketika diterpa gempa tentu menjadi tanda tanya besar bagi Amien. "Pada masa itu, bagaimana cara leluhur kita merekatkan batuan? Padahal perekat seperti semen tidak ada," tuturnya. Selain itu, batu – batuan yang digunakan untuk mendirikan candi masih tetap kokoh tak tergerus masa.

Selain itu, dalam teknologi logam juga menjadi pertanyaan tersendiri bagi Amien. "Bayangkan saja pengolahan logam untuk keris membutuhkan suhu tinggi, bagaimana mereka melakukan hal tersebut?," tanyanya investigatif. Selain itu, bentuk keris yang rumit tentu menjadi tantangan tersendiri ketika zaman dahulu.

Selama meneliti teknologi bahan dan logam yang digunakan leluhur bangsa ini, beliau menemukan berbagai kesulitan. "Tiongkok memiliki banyak sekali peninggalan. Namun peninggalan Kerajaan Majapahit, sedikit sekali ditemukan," tuturnya.

Bila bencana meluluhlantakkan Majapahit, tidak mungkin peninggalannya hilang begitu saja. Perang pun masih dapat meninggalkan berbagai peninggalan. "Sehingga kami menyimpulkan, leluhur sengaja menyembunyikan peninggalannya," tuturnya.

Ia menuturkan, di sekitar lereng Gunung Penanggungan Jawa Timur, disana terdapat tambang mineral kelas satu. Selain itu, di beberapa wilayah yang di teliti, terdapat sebuah rongga di bawah tanah. Namun, ia kesulitan untuk menguak hal tersebut. Pasalnya, di permukaannya telah berdiri berbagai bangunan.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim ITS ini, bila berbagai teknologi zaman dahulu dapat terkuak, maka bangsa Indonesia diharapkan dapat menjadi bangsa yang mandiri. Pasalnya, seluruh perkakas yang ada berasal dari alam dan mudah didaur ulang. Sehingga, hal tersebut dapat menyelamatkan lingkungan dari kerusakan.

"Bila nenek moyang kita menggunakan doa-doa untuk membangun, ya kita juga bisa mendirikan bangunan kokoh bermodalkan doa, tanpa semen," pungkasnya meyakinkan. (bal/mis)

Berita Terkait