Hal tersebut yang dirasakan oleh penduduk di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecematan Buduran, Sidoarjo. Pasalnya, di dusun tersebut hanya memiliki sebuah SD dan SMP yang berada pada satu atap. Sehingga, tak heran bila di setiap ruangan diberi sekat pembatas agar dapat diisi lebih dari satu kelas.
Tenaga pendidiknya pun bisa dibilang minim. Pasalnya, hanya ada dua orang guru yang berasal dari Dusun Kepetingan yaitu Ghofur dan Ismi. Sedangkan guru – guru yang lainnya, berasal dari kecamatan – kecamatan sekitar.
"Hanya saja, guru – gurunya tersebut datangnya terlambat, akibat susahnya akses menuju desa ini," tutur Ghofur kala dihubungi ITS Online. Bahkan, saking kurangnya, kepala sekolahnya pun harus merangkap menjadi pemimpin sekolah di SD dan SMP.
Namun, menurut Ghofur, dengan minimnya fasilitas, semangat belajar dari siswa – siswa di SD maupun SMP Dusun Kepetingan sangat tinggi. Pasalnya, hal tersebut terlihat dari semangat mereka ketika datang ke sekolah senantiasa pagi hari.
"Siswanya tak hanya berasal dari dusun kepetingan saja, namun dari desa sekitar," tambahnya.
Untuk meringankan beban tersebut, Mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS, mengadakan bakti sosial di dusun tersebut. Terhitung sejak Kamis (29/12) hingga sabtu, mahasiswa teknik fisika ITS memberikan bantuan dan berbagai penyuluhan kepada anak – anak di dusun kepetingan.
Salah satu acaranya, adalah pameran teknologi. Dalam pameran tersebut turut ditampilkan beberapa karya dari mahasiswa teknik fisika ITS. Laboratorium yang ada di Departemen Teknik Fisika ITS pun turut berkolaborasi dalam acara ini.
Selain itu, permainan – permainan yang membawa teknologi pun turut dikenalkan. Seperti telepon yang menggunakan tali, dan replika erupsi gunung. Mahasiswa Teknik Fisika ITS ini juga memberikan pengajaran mengenai Bahasa Inggris, menggambar dan mewarnai. (bal/hil)