Pergantian musim kemarau ke musim hujan sering menyebabkan orang sakit. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh melemah saat tubuh kita berusaha menyesuaikan dengan kondisi luar. Temperatur yang berubah-ubah juga cenderung memicu perkembangbiakan bakteri. Sehingga, tak heran jika banyak yang terserang berbagai macam penyakit, mulai dari flu yang ringan hingga demam berdarah, diare dan muntaber.
Meskipun demikian, tidak semua dampak dari masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan ini dirasakan oleh mahasiswa ITS. Seperti halnya, Nur Huda, Mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia ini punya cara tersendiri agar tetap fit dalam menghadapi pergantian musim. Terlebih lagi ditengah kesibukannya mengikuti latihan rutin dari UKM Sepak Bola membuatnya tidak menyepelekan masalah kesehatan.
Huda memaparkan, ia terbiasa mengonsumsi jus untuk menjaga kesehatan. "Biasanya minum jus minimal dua hari sekali," ungkapnya. Namun, ada beberapa aturan dalam mengonsumsi jus, ada baiknya menggunakan susu rendah lemak agar lemak tidak berlebih.
Selain itu, Huda juga selalu membiasakan untuk makan sayuran. Hal demikian ia biasakan, karena faktanya tidak semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ada pada produk hewani.
Tidak jauh berbeda dengan Huda, Mahasiswa dari Departemen Kimia, Margaretha Jr juga punya cara tersendiri untuk mejaga kesehatannya. Ia menerapkan gaya hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan menjaga pola makan secara teratur. "Meskipun aktivitas cukup padat, usahakan jangan tidur terlalu malam. Begadang hanya akan membuat daya tahan tubuh semakin lemah," ungkapnya.
Cara selanjutnya yakni dengan mengonsumsi vitamin. Faktanya, vitamin C memang sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh saat musim hujan. Kita memang bisa mendapatkannya dengan mengonsumsi suplemen, namun vitamin yang didapat dari sumber aslinya jelas lebih baik. Vitamin C banyak terkandung dalam buah jeruk, tomat, dan buah-buahan lainnya.
Terakhir, Jika memang sudah terlanjur sakit atau merasakan gejala-gejala sakit, jangan segan-segan untuk segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan secara medis. "Apalagi seperti saya sebagai mahasiswa perantauan yang jauh dari orangtua, jadi diri sendiri lah yang harus punya kesadaran untuk menjaga kesehatan," ujar mahasiswa asal Klaten, Jawa Tengah ini.
Hindari Makan Gorengan
Menjaga kesehatan bukanlah kewajiban bagi mahasiswa perantauan saja. Seperti halnya Yosi Noviari Wibowo, mahasiswa D4 Teknik Sipil ini pun justru sangat memperhatikan kesehatannya. "Perjalanan saya ke ITS sekitar 45 menit, belum lagi jika ada organisasi sehingga mengharuskan pulang larut malam. Dari kondisi itu lah, saya mulai mengatur bagaimana menjaga kesehatan," tegas mahasiswa asal Sidoarjo ini.
Menurut Yosi, cara yang pertama ialah dengan cara memperbanyak minum air putih. Faktanya, tubuh akan mengeluarkan keringat sehingga membuat persediaan air dalam tubuh menipis. Maka dari itulah dengan minum air putih dapat menambah kekuatan sistem imun.
Cara selanjutnya yakni dirinya mengusahakan agar tidak makan segala jenis goreng-gorengan. "Umumnya makanan yang berminyak merupakan pemicu batuk," katanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menjelaskan dalam situsnya bahwa dengan makan gorengan, lemak jahat akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk, bahkan menyebabkan radang amandel.
Pergantian musim merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, diri kita lah yang harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Hal ini agar stamina tubuh tetap terjaga serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. (io5/mis)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,