ITS News

Selasa, 16 Desember 2025
23 November 2016, 12:11

E-vote, Wujud Demokrasi di Kampus ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk kedua kalinya sejak tahun 2015, pemilihan raya Presiden Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) ITS dilakukan dengan menggunakan e-vote. Sistem pemilu online ini pertama kali diprakarsai oleh Departement of Research and Technology Development (RTD) BEM FTIf ITS.

Terkait teknis pelaksanaannya, developer e-vote Pemilihan Umum ITS tahun 2016, Miftakhul Akhyar menjelaskan bahwa status pemilih adalah mahasiswa sudah menempuh pendidikan minimal enam bulan. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih akan otomatis terdaftar dan tercatat dalam database Komisi Pemilihan Umum (KPU) ITS. "Ketika akan memilih, mahasiswa harus menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)," ujarnya.

Selanjutnya, Akhyar menerangkan bahwa pemilih melakukan registrasi untuk mendapatkan token di tempat pemungutan suara yang tersebar di seluruh Departemen di ITS. Token ini digunakan untuk login kedalam sistem e-vote. Setelah login, mahasiswa dapat memilih kandidat sesuai dengan aspirasi mereka. Hasil dari pemilihan ini akan terakumulasi pada hari terakhir pemilihan.

Sebelum sistem e-vote dilaksanakan, Komisi Pemilihan ITS dibantu oleh PPU (Panitia pemilihan Umum) dan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) untuk melaksanakan simulasi metode pemilihan e-vote. Kegiatan tersebut dilakukan pada Jumat (18/22) sebagai langkah antisipasi hal-hal yang tak diinginkan. "Hadirnya e-vote ini merupakan salah satu wujud kepedulian mahasiswa terhadap demokrasi di ndonesia," lanjut Akhyar.

Tahun ini, ada dua kandidat Calon Presiden BEM ITS Surabaya yang mengikuti pemilihan. Mereka adalah Arfiq Isa dari jurusan Teknik Fisika dan Rofi Arga dari jurusan Teknik Kimia. Sedangkan untuk DPM, terdapat sebelas calon yang mengikuti pemilihan.

Dua calon-calom tersebut sebelumnya telah beberapa kali melakukan kampanye. Diantaranya kampanye terbuka, debat calon presbem, debat panelis dengan mengundang para dosen, maupun kampanye permintaan dari fakultas atau jurusan. (io13/ao)

Berita Terkait