Menurutnya, Ibu-ibu dan lampu sein merupakan fenomena tersendiri di dunia lalu lintas Indonesia. Tak kurang meme yang menyindir kebiasaan ibu-ibu yang menyalakan lampu sein kiri, namun malah belok ke kanan ini.
Sehingga, tak heranlah apabila pria yang akrab disapa Bendra ini tertarik menjadikan fenomena ini sebagai cerita komiknya. "Kebetulan, tema lomba yang diikutinya juga tentang keselematan dalam berkendara," ujar Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visulal (DKV) ITS ini.
Dalam karyanya, Bendra menggunakan sosok ibu-ibu sebagai karakter utama. Ia menggambarkan ibu-ibu tersebut memberikan tanda lampu lampu sein secara terbalik saat berkendara.
Bendra menjabarkan hal tersebut dikarenakan ibu-ibu secara kodratnya adalah sosok yang gemar memberikan petunjuk. "Nah, sebenarnya si ibu ini pingin ngasih tahu kepada pengendara di belakangnya supaya belok kanan, soalnya si ibu ini mau belok kiri. Jadinya dia menyalakan lampu sein kanan," candanya.
Meski demikian, Bendra mengatakan bahwa ibu-ibu dalam komik ini hanyalah ilustrasi. "Karena faktanya, pengendara yang sering melakukan hal tersebut bukan hanya ibu-ibu semata," ujarnya.
Selain bercerita tentang penggunaan lampu sein, Bendra juga menambahkan beberapa pesan tentang kebiasaan pengendara yang tidak mengenakan helm dan kebut-kebutan. "Dan tidak lupa, fenomena pengguna jalan yang baru taat peraturan kalau ada polisi. Patuh kok cuman karena takut ditilang," sindirnya.
Bendra mengungkapkan komik merupakan media yang efektif untuk menyampaikan kisah satire dibanding media grafis lain. Salah satu kelebihannya yaitu komik cenderung lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi. "Dengan narasi yang baik dan gambar menarik, informasi yang disampaikan akan lebih mudah dicerna oleh pembaca," tuturnya.
Melalui komik ini, Bendra berharap agar para pengguna jalan dapat lebih waspada dalam berkendara. "Supaya tidak mencelakakan diri sendiri. Apalagi kalau malah orang lain yang kena," sambungnya.
Pria asal Malang ini mengungkapkan, tema komik yang mengangkat kehidupan sehari-hari biasanya akan menambah daya tarik pembaca. Bendra sendiri mengaku mendapatkan ide dari pengalaman pribadinya sebagai pengendara motor.
Menurut dosen berambut gondrong ini, setiap sivitas akademia ITS, dengan beragam disiplin keilmuan tentunya punya cara unik untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Begitu pula komiknya, ini juga merupakan salah satu cara berkontribusi bagi masyarakat.
Untuk mahasiswa ITS, ia berpesan untuk sesering mungkin ambil bagian dalam berbagai kompetisi. Selain menambah pengalaman, bisa jadi karya kalian akan bermanfaat bagi masyarakat luas," tutupnya. (qi/gol)