Hary begitu pria 40 tahun ini akrab disapa, mengatakan bahwa era sekarang ini adalah era dimana mahasiswa harus memiliki bisnis, tidak hanya menjadi mahasiswa biasa saja. "Harus berbisnis. Tidak boleh kupu – kupu (kuliah pulang – kuliah pulang, red)," tutur alumni Jurusan Teknik Fisika tersebut pada ITS Online saat memulai wawancara.
Banting setir dan terjun ke dalam dunia bisnis bukanlah hal gampang. Namun bagi Hary berbisnis adalah hasrat baginya. Latar belakang teknik tak mengurungkan niat nya menjadi pebisnis handal. Ia berkata, baik teknik maupun pebisnis menggunakan analisis yang sama.
Analisis tersebut ialah input, process, dan output. "Contohnya, di Jurusan Teknik Fisika, analisis tersebut dinamai instrumental control," jelas pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika periode 1996-1997 tersebut.
Analisis dalam dunia bisnis berupa proses yang standard. Analisis tersebut dapat dipelajari di bangku kuliah setiap jurusan. Yang terpenting dalam analisis tersebut adalah logika. Namun tak hanya itu, Hary menjelaskan ada empat unsur penting yang harus di perhatikan jika ingin terjun dalam dunia bisnis selama perkuliahan.
Poin – poin tersebut adalah interpersonal, kemampuan berkomunikasi, problem solving dan developed on process. "Semua poin ini berkaitan dengan softskil. Pembelajarannya tidak didapatkan hanya di kelas saja," ujar anggota F-29 Jurusan Teknik Fisika tersebut.
Interpersonal dan kemampuan berkomunikasi bisa didapatkan melalui organisasi dan kegiatan sosialisasi yang diikuti oleh mahasiswa. Sedangkan problem solving dan developed on process dapat diasah dengan latihan berkali – kali dan rajin membaca buku. "Jika empat poin ini dapat dikuasai oleh mahasiswa, maka berbisnis adalah hal yang mudah," sambungnya.
Bagi pria yang memegang teguh prinsip Be The Best ini, mahasiswa jaman sekarang harus berorientasi untuk menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja. Alasan biaya tidaklah menjadi halangan, karena saat ini pemerintah mendukung 1000 start up dan banyak perusahaan lain yang akan membantu pendanaan jika bersungguh – sungguh. "Tunggu apalagi, jadilah enterpreneur untuk memajukan bangsa Indonesia," akhirnya. (jel/akh)