Dalam amanatnya, Menteri sosial menyampaikan bahwa respon kepahlawanan atas setiap tantangan harus sesuai dengan keadaan zaman. Perjuangan pada zaman Indonesia telah merdeka seperti saat ini, tentu berbeda dengan zaman penjajahan seperti dahulu. ”Yang dibutuhkan saat ini adalah patriotisme sejati, bukan sekedar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan dalam negeri,” ujar Joni membacakan amanat.

Khofifah juga manyampaikan visi transformatif presiden Jokowi dan H M Jusuf Kalla yang diwujudkan dalam sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut nawa cita. Kesembilan agenda ini dibagi dalam tiga ranah kerja yang saling bertautan dan bersinergi satu sama lain. Ketiga ranah tersebut ialah ranah mental-kultural, material, dan politik.

Khofifah pun memperingatkan bangsa Indonesia dengan pidato Bung Karno pada ulang tahun proklamasi kemerdekaan Agustus 1956, setahun setelah pemilihan umum pertama 1955. Bung Karno menyampaikan bahwa bangsa ini hanya perlu percaya diri sebagai bangsa.

”Saat ini, Indonesia bertumbuh sebagai bangsa yang menjiplak bangsa luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, kurang berjiwa gigih dan ingin lekas enak saja,” ujar Guru Besar Jurusan Teknik Lingkungan itu. Hal ini menurut Khofifah, rasa bangga dan hormat terhadap kemampuan dan kepribadian bangsa mulai menipis.

Bangsa Indonesia juga diajak untuk meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan para pahlawan, bertakwa kepada Tuhan, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada diri sendiri serta kerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera. ”Dengan suatu tekad, dan ketulusan untuk saling bahu-membahu, etos kerja dan gotong royong, maka diharapkan bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa-bangsa diluar sana,” tegas Joni mantap.

Setelah menyampaikan amanat ini, Rektor ITS mengucapkan apresiasinya kepada Resimen Mahasiswa yang bertugas dalam upacara memperingati hari pahlawan. Upacara yang dipimpin Komandan Faris Fakhrullah, Mahasiswa Transportasi Laut Angkatan 2014 ini mengajak civitas academica untuk menghargai jasa pahlawan. ”Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” pungkas Joni impresif. (io7/mis)