Penonton yang datang dalam acara itu tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar ITS. Tetapi juga ada dari beberapa paguyuban kesenian yang turut hadir. Mereka sengaja datang jauh untuk menyaksikan dalang asal Jawa Tengah ini.
Salah satu paguyuban tersebut adalah Paguyuban Teras Dulu. "Paguyuban kami memang tidak pernah absen dalam acara pagelaran wayang khususnya di Jawa Timur. Apalagi yang dihadirkan adalah Ki Manteb Sudarsono," ungkap Saiful Waqid, salah satu anggota paguyuban ini.
Pria asal Kediri ini menambahkan bahwa pagelaran wayang biasanya menyampaikan pesan moral melalui jalan cerita yang dibawakan. Untuk itu, ditemani kopi ireng (kopi hitam, red), Saiful telah berencana menyaksikan acara ini hingga selesai yaitu hingga esok harinya (10/11).
Saiful lantas mengapresiasi Kampus ITS yang konsisten menggelar acara serupa. Menurutnya, penting bagi kita sebagai rakyat Indonesia untuk tetap melestarikan budaya asli Indonesia. "Jangan baru bertindak saat sudah diklaim negara tetangga," imbuhnya dengan gelak tawa.
Selain dikunjungi masyarakat, pagelaran ini pun menarik minat mahasiswa ITS, salah satunya Muhammad Syaifuddin, mahasiswa Jurusan Fisika. "Acara ini sangat bagus. Saya berharap civitas academica ITS turut menyemarakkan perayaan Dies Natalis seperti ini," ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini.
Lima Tahun Gelar Pagelaran Wayang
ITS sendiri telah lima kali menghadirkan pagelaran wayang untuk menyemarakkan rangkaian acara hari jadinya. Ketua panitia Pagelaran Kesenian, Dr Imam Mukhlash SSi MT mengatakan bahwa ini adalah salah satu upaya ITS sebagai Institusi Pendidikan.
Senada dengan Saiful, Imam mengungkapkan bahwa pagelaran wayang ini tidak hanya sebagai upaya pelestarian budaya "Namun juga dapat menjadi media menyalurkan pesan moral, baik untuk penonton maupun untuk ITS sendiri," tutup Imam. (io1/akh)