Bayu Wibisono merupakan alumni Teknik Kelautan ITS. Setelah lulus, dirinya bekerja di PT. Pelayaran Meratus Surabaya kemudian berpindah ke perusahaan migas dunia yaitu Schlumberger. Lelaki yang akrab disapa Bayu itu mengawali karirnya di Industri hulu migas sebagai Junior field engineer di Thailand. Untuk saat ini, dirinya ditugaskan di Sumatra sebagai Schlumberger Wireline.
Dalam seminar tersebut, Bayu memberi gambaran mengenai proses pengolahan minyak melalui video milik perusahaan Schlumberger. Umumnya, industri hulu migas membutuhkan lulusan sarjana yang ahli dalam bidang geologi, geofisis, analis seismic, petrofisis, geomekanik, hingga ahli perminyakan.
Dijelaskan juga macam-macam perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas seperti pertamina, chevron, exxonmobil, total, dan oceaneering. Seminar ini pun memberikan penjelasan atas perbedaan setiap perusahaan migas.
Untuk menjajaki karir di Schlumberger, para calon pegawai harus megikuti sekolah yang diberikan perusahaan terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus sekolah pembekalan, selanjutnya si calon akan mengikuti pelatihan selama delapan hingga sembilan bulan. Dilanjutkan dengan field engineer selama satu setengah tahun, senior engineer selama 10 bulan dan berakhir sebagai general field engineer.
Selain memberi gambaran mengenai industri migas, dirinya juga memberi tips agar lolos seleksi penerimaan pegawai di industri migas. Diantaranya harus bisa memiliki standar Indeks Prestasi (IP) yang bagus. "IP itu jangan diremehkan sebisa mungkin jangan sampai dibawah tiga. Tahap yang paling awal adalah ini," ujarnya.
Dirinya pun memaparkan karakter yang diinginkan perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Diantaranya adalah individu yang rajin, pendengar yang baik, kreatif, intelektual, dan mampu bekerja sama. Sikap-sikap tersebut tidak diperoleh di bangku kelas melainkan dalam organisasi. "IP boleh bagus tapi organisasi harus tetap jalan," candanya. (io7/hil)