ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 November 2016, 10:11

Integrasi Hulu-Hilir Migas Untuk Tingkatkan Investasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dr Ir Andang Bachtiar MSc dalam pemaparannya mengatakan bahwa potensi cadangan migas Indonesia masih banyak. "Di dalam blok-blok migas yang sudah dieksplotasi itu masih mengandung cadangan migas yang cukup besar. Masih ada banyak sumber potensial yang perlu dieksplorasi," ujar Andang dalam acara yang bertempat di ruang Jelantik FTSP tersebut.

Menurut mantan ketua Komite Eksplorasi Nasional (KEN) tersebut data geologi yang dimiliki Indonesia sekarang masih jauh dari cukup. Ia mengambil contoh Brunei Darussalam yang melakukan 3D seismik setiap tiga bulan sekali, sehingga data yang dihasilkan dapat disajikan, diputar dan dibalik. "Pengeboran mereka pun bisa direkayasa dengan optimal. Di Indonesia datanya baru 2D, itupun masih diambil dengan jarak per 10 km," terangnya.
Direktur eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Ir Marwan Batubara MSc menyampaikan bahwa harga minyak bumi saat ini anjlok. Meski demikian, kemampuan investasi hulu migas dalam negeri dapat diperkuat dari hasil efisiensi dan keuntungan sektor hilir, yaitu pengolahan, distribusi dan marketing BBM dan gas.

"Konsep integrasi hulu-hilir migas akan sangat baik dalam menjaga ketahanan migas dalam negeri. Kita dapat lihat BUMN migas nasional kita yang mampu menekan dampak anjloknya harga minyak bumi karena berbisnis hulu dan hilir secara terintegrasi," papar pria yang pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini.

Dalam FGD tersebut Prof Dr Mukhtasor selaku Koordinator Tim ITS untuk Masukan Draft Naskah Akademik RUU Minyak dan Gas Bumi (migas) menyampaikan bahwa Indonesia sangat terpuruk pada peringkat investasi hulu migas dibanding negara-negara lain,"Indonesia berada di posisi 13 terbawah, peringkat ke-114 dari 126 negara," ujarnya.
Situasi tersebut diperparah karena tata kelola migas nasional yang tak menentu. Pasal-pasal penting dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas telah dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK) karena berlawanan dengan UUD 1945. Untuk itu tim ITS mengupayakan agar UU yang baru bisa meningkatkan iklim investasi di Indonesia
Maka sistem integrasi hulu-hilir juga perlu diperhatikan dalam rangka memperkuat BUMN investasi di bidang eksplorasi. Dengan ini, kegiatan riset dasar di sektor hulu tidak akan terpengaruh dengan fluktuasi harga minyak dunia.

"Konsep integrasi bisnis hulu dan hilir migas menjadi salah satu pokok ide yang diusulkan dalam usulan RUU Migas dari ITS. Pemaparan para pakar migas nasional ini akan memperkaya kajian kami. Rencananya, hasil FGD ini akan kami serahkan ke DPR dan Pemerintah dalam waktu dekat," pungkas Mukhtasor. (mei/ao)

Berita Terkait