Hal ini diungkapkan oleh Prof Ir Mukhtasor M Eng Phd dalam acara Seminar Migas Nasional, Sabtu(5/11). Menurut salah satu ahli migas ITS ini, Indonesia seakan lupa tentang tujuan kemerdekaannya.
Buktinya, saat ini banyak perusahaan migas asing yang tengah menjamur di Indonesia dalam kurun waktu yang lama. "Hal ini mengakibatkan lemahnya Perusahaan Tambang dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) untuk bisa bersaing," ungkap dosen Jurusan Teknik Kelautan ini.
Dari data Kementrian ESDM, diungkapkan bahwa kebutuhan masyarakat akan pasokan energi ini berada pada angka 1,6 juta barel/hari. Gawatnya, pasokan industri lokal hanya mampu menyuplai kurang lebih 830.000 barel/hari. "Sehingga konsumsi energi kita ini besar pasak daripada tiang," jelas pria yang akrab disapa Mukhtasor ini
Jika di persentasekan, 24% dari kebutuhan MIGAS nasional baru bisa dipenuhi oleh perusahaan minyak dan gas nasional. Jika di bandingkan dengan negara tetangga kita, National Oil Company (PETRONAS), Indonesia sudah ketinggalan jauh. Hal ini karena PETRONAS sudah bisa menyuplai lebih dari 50% dari kebutuhan nasional.
Penyelesaian paling mendasar yang dapat ditawarkan pemerintah adalah melalui revisi undang-undang migas no 22 tahun 2001 yang mengatur tentang industri migas di Indonesia. Untuk itulah dalam acara temu alumni pada Sabtu(29/10) silam tim ahli migas di ITS telah menyerahkan 500 lembar naskah akademik mengenai revisi uu migas kepada PPIK ITS untuk diserahkan kepada pemerintah.
Seminar ini merupakan cara tim ahli ITS untuk mensosialisasikan hasil kerja meraka kepada mahasiswa ITS. Dwiki Pratama Putra, ketua acara ini mengungkapkan baik tim ahli dari dosen ITS maupun pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ingin agar sivitas akademia ITS tahu mengenai carut marut dunia migas di Indonesia.
Menurut Dwiki, berita dan pembahasan mengenai revisi uu migas di Indonesia mulai redup dan tertelan dengan kasus dan skandal lain dalam negeri. Padahal, menurutnya urgensi topik ini sangat tinggi. "Sehingga setelah seminar ini diharapkan mahasiswa ITS juga lebih peduli menegenai isu energi ini," pungkasnya.
Selain Mukhtasor, seminar ini juga menghadirkan Ir Marwan Batubara M Sc, selaku direktur Indonesia Resource Studies dan Dr Ir Andy Bachtiar M Sc selaku dewan energi nasional.Tak lupa juga Wismantoro selaku corporate secretary PT.Pertamina dan Hariyanto selaku legal manager PT.Pertamina. (io15/gol)