ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 November 2016, 22:11

Bahas Revisi UU Migas, ITS Gelar Seminar Nasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Menteri Kebijakan Publik BEM ITS, Oxi Putra Merdeka mengungkapkan, energi dan gas bumi merupakan sektor yang strategis. Menurutnya, tanpa energi dan gas bumi, kegiatan perekonomian, pemerintahan dan lainnya akan mati sehingga Indonesia akan kehilangan masa depan.
Namun pada kenyatannya, Indonesia hanya memiliki 0,55 persen cadangan dunia dimana minyak akan habis dalam tiga belas tahun sementara gas diprediksi akan habis dalam 34 tahun. "Yang ditakutkan  impor energi akan semakin besar. Padahal kemandirian energi sangatlah penting dalam geopolitik,"  jelas Oxi.
Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia yakni 1,6 juta barel per hari, sementara BBM yang dimiliki Indonesia hanya 630.000 barel per hari. Yang artinya,  Indonesia harus mengimpor 50 persen BBM-nya dalam hitungan hari. Namun, lanjut Oxi, Indonesia justru melakukan lebih banyak ekspor energi lainnya untuk meningkatkan pendapatan negara ketimbang memenuhi energi masyarakat.
Seperti halnya di Amerika  yang memberlakukan pelarangan ekspor minyak dan menyimpannya sendiri di negara mereka. Inilah strategi Amerika untuk mengantisipasi kekurangan energi di masa mendatang. "Kesadaran akan jumlah energi inilah yang harusnya juga dirasakan oleh Indonesia. Namun yang terjadi justru konsumsi lebih besar dari produksi," ujar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ini.
Ia pun mempertanyakan kalimat dalam UUD 1945 pasal 33 yang berbunyi "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". "Apa sudah benar sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat? Padahal refleksinya adalah kontrak dengan pihak asing yang justru merugikan kita," pungkas pria kelahiran Jakarta.
Bahas Isu Energi di ITS
Dr Widya Utama DEA, Ketua Jurusan Teknik Geofisika ITS mengungkapkan bahwa berbicara mengenai energi sama halnya berbicara tentang masa depan Indonesia. Sayangnya, menurut Widya pembicaraan tentang energi di ITS belum begitu maksimal.

Menurutnya, masa depan Indonesia berada pada pundak-pundak mahasiswa. Peranan mahasiswa dalam mengelola energi di Indonesia sangatlah dibutuhkan untuk menciptakan kedaulatan energi. "Ini penting, agar migas di Indonesia benar-benar milik negara," ujarnya.

Dinilai dari sisi pengembangan energi, ITS berhasil unjuk diri dengan mobil irit bahan bakarnya ke kancah internasional. Namun tidak untuk pembahasan isu energi di ITS. "Seharusnya pembicaraan isu energi di kalangan akademisi ITS turut membanggakan," ungkap dosen yang meraih penghargaan sebagai Faculty Advisor dari Society of Exploration Geophysicist (SEG) ini.(fai/riz)

Berita Terkait