Liu yang didapuk sebagai pembicara pada kuliah tamu ini mengungkapkan kemunculan produk elektronik baru dewasa ini mendorong banyak konsumen untuk mengganti produk elektronik mereka. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah limbah elektronik yang dihasilkan.
Buktinya, jumlah limbah elektronik mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2014, sebanyak 41,8 juta ton limbah elektronik telah dihasilkan. Diperkirakan tahun 2018, limbah elektronik yang dihasilkan sekitar 50 juta ton.
"Oleh karena itu, daur ulang dan penggunaan kembali logam langka di bumi dari e-waste (limbah elektronik) sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan," papar ketua departemen Teknik Kimia di National Taiwan University of Science and Technology tersebut.
Liu juga menambahkan, pada umumnya, urban mining dilakukan dengan tahapan pemilahan yang dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Kemudian dilakukan pemotongan dan pemisahan material dengan oprasi otomatis. Kedua proses tersebut menghasilkan bahan sisa untuk dibuang dan bahan yang dapat dipulihkan.
Bahan yang dapat dipulihkan dari limbah elektronik antara lain menghasilkan logam, tembaga, besi hingga logam mulia. "Dengan banyaknya limbah elektronik yang ada, dapat dihasilkan daur ulang limbah sebagai lahan bisnis dan penciptaan lapangan kerja," ujarnya.(io13/gol)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,