ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
31 Oktober 2016, 13:10

Wanita Harus Tahu Posisi Ketika Berkarir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Pertanyaan yang sering muncul di kalangan wanita, untuk apa saya kuliah jika ujung ujungnya menjadi ibu rumah tangga? jadinya galau, bingung mau kerja atau tidak," ujar Rifa’i. Untuk menjawabnya, Rifa’i mengutip kalimat salah satu penulis, Ibnu al-Hasyri. Al Hasyri menyatakan bahwa seorang perempuan seharusnya bisa mengambil keputusan yang bijak antara beraktivitas di luar atau menjadi ibu rumah tangga di rumah.

Untuk mengambil keputusan tersebut hendaknya dilandasi oleh beberapa hal. Yang pertama adalah apakah seseorang tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan lingkungan tempatnya beraktivitas. "Harus diperhatikan, apa ada dampaknya atau tidak?Jangan bekerja hanya untuk memuaskan ambisi saja," ujar Rifa’i dalam acara yang bertempat di gedung Sawunggaling Surabaya tersebut.  
Lebih lanjut, ia mengatakan jika dalam ilmu fiqih dikenal istilah wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Maka dalam bahasa sosial ia coba membagi manusia menjadi demikan pula. "Perumpamaan manusia wajib, berarti keberadaan kita sangat dibutuhkan dalam lingkungan tersebut. Kalau tidak ada kita mereka akan kesulitan, tidak ada yang bisa menggantikan," jelas pria yang juga alumni Jurusan Teknik Mesin ITS itu.
Kemudian untuk manusia sunnah, menunjukan bahwa keberadaan seseorang tersebut memberikan manfaat, tetapi ketika tidak ada ada maka ada orang lain yang siap menggantikan posisinya. Lalu manusia mubbah,  yang ada tidaknya sesorang itu tidak memberikan dampak apapun. Yang keempat adalah manusia makruh yang ketika ada posisinya malah merepotkan.
"Nah, ada lagi manusia yang diharapkan tidak ada sama sekali dilingkungan keja tersebut. Posisi posisi ini yang harus kita pikirkan. Karena yang namanya bekerja itu banyak yang harus dikorbankan. Waktu dengan keluarga salah satunya," tutur penulis buku Tuhan, Maaf, Kami sedang Sibuk.
Selain pertimbangan posisi, hal kedua yang menjadi landasan wanita untuk mengambil keputusan adalah apakah saat beraktivitas di luar, tanggung jawabnya di rumah bisa dilaksanakan dengan baik. "Ini tentang pembagian waktu. Jangan sampai lupa dengan tanggung jawab yang sebenrnya," sambungnya.
Dan landasan yang terakhir adalah mengenai nafkah keluarga. "Jika tanpa bekerja di luar, apakah nafkah keluarganya tetap tercukupi ? Karena bekerja bisa jadi untuk sarana aktualisasi diri juga," tutur pria 29 tahun ini.
Menurutnya, tugas pokok wanita adalah bagaimana bisa berkonsentrasi dan fokus terhadap pilihan yang diambil. "Ketika jadi ibu rumah tangga fokuslah jadi ibu rumah tangga. Ketika berkarir fokuslah berkarir. Perbaiki peradaban itu dengan bidang-bidang yang kalian geluti apapun bidangnya," pungkasnya. (mei/guh)

Berita Terkait