Tim yang beranggotakan Avita Nurul H, Dimas Yudishtira G, dan Thoriqul Huda ini menjuarai kategori eco village dari enam bidang yang dilombakan pada 12-16 oktober lalu. "Kami ingin membuat tatanan sebuah wilayah, dimana pembangunannya memperhatikan dan meminimalisir kerusakan lingkungan," ungkap Avita Nurul H atau yang biasa dipanggil Aya.
Memilih lokasi di Desa Baranangsiang, Bogor, tim ini mengaplikasikan eco house berupa hunian minimalis yang menyatu dengan alam dan kearifan lokal. Didesain tanpa menggunakan Air Conditioning (AC), tim menggantinya dengan penambahan ventilasi udara yang dilengkapi taman indoor.
"Dengan memanfaatkan udara sekitar, suasana menjadi lebih sejuk dan menggunakan sinar matahari sebagai pengganti energi listrik, sehingga lebih ekonomis," tuturnya.
Aya dan tim berpendapat, Desa Baranangsiang adalah tempat yang cocok untuk mengaplikasikan ide mereka. "Pertama, desa tersebut memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, namun intensitas curah hujannya juga tinggi," tutur mahasiswi yang akrab disapa Aya ini.
Permasalahan itulah yang membangkitkan tim dalam merancang smart system yang memanfaatkan air hujan. Rencananya, smart system tersebut akan digunakan untuk kebutuhan air rumah tangga seperti toilet flush, washtafle, dank ran taman indoor.
Setelah menjalani riset selama tiga bulan, wanita kelahiran Nganjuk ini berharap agar karyanya dilirik dan dikembangkan oleh pemerintah. "Semoga ide kami ini nanti direalisasikan dan dibangun guna kepentingan masyarakat kota Bogor. Insha Allah hunian ini dapat menjadi solusi permasalahan kota tersebut," pungkasnya. (ifa/oti)