Berangkat dari melakukan pengamatan terutama pada anak-anak mengenai bagaimana karakteristik game yang baik dan edukatif, mahasiswa ITS lalu menciptakan sebuah aplikasi berbasis indirec education, yaitu berjudul Logic Bullet. "Sebenarnya ide ini berasal dari adik saya. Ketika itu, adik saya membeli kue dan dia tidak tahu berapa uang kembaliannya," ujar Syauki Aulia Thamrin salah satu anggota Tim Fragments.
Syauki memaparkan untuk memainkannya sangat sederhana dan tidak membosankan. Ia dan tim telah melakukan riset pada beberapa anak berusia lima tahun keatas dan terbukti mereka sangat senang.
Cara memainkannya adalah pemain akan disediakan enam buah obat dimana di dalamnya memiliki nilai angka masing-masing. Obat tersebut ditujukan pada bakteri yang memiliki nilai angka juga. "Apabila angkanya dijumlahkan dan berlebih maka kekuatan obatnya bertambah. Namun jika kurang akan rusak," ungkapnya
Syauki dari Jurusan Teknik Informatika turut ditemani Andreas Galang Anugerah yang tak lain teman sejurusannya serta Ade Nobi Miranto dari Jurusan Desain Produk, Mereka bertiga menciptakan Aplikasi Logic Bullet dan berhasil lolos ke babak final Gemastik 9. "Kami menggunakan teknologi game unity genetic dengan bahasa pemograman C# atau C sharp sebagai sistem pembuatan aplikasinya," tutur mahasiswa semester lima ini.
Syauqi berharap game yang baru mereka riset selama dua bulan ini dapat meningkatkan minat belajar anak. "Dilihat dari keseharian, anak-anak akan mudah bosan bila disuruh belajar terus menerus dan lebih memilih untuk bermain. Maka dengan adanya game edukatif ini semoga mereka dapat lebih mudah belajar terutama dalam hal berhitung," pungkasnya. (Ifa/akh)