ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
21 Oktober 2016, 20:10

Edu Braile Buatan ITS, Mudahkan Tunanetra Belajar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketiga mahasiswa ITS tersebut antara lain Rahmat Bambang Wahyuni dari Jurusan Tenik Mesin, Nida Amalia dari Jurusan Teknik Informatika, dan Edy Hamid Saifullah dari Jurusan Teknik Elektro. Mereka tergabung dalam tim MOCO Warior dengan produk Edu Braille yang rencananya akan dipresentasikan dalam final Gemastik 9 di Universitas Indonesia pada 27 OKtober mendatang.

Nida menjelaskan, Edu Braille merupakan suatu hardware yang dikhususkan untuk memudahkan proses pembelajaran dasar bagi penyandang tunanetra. Hebatnya, alat ini memiliki dua fitur, yakni membaca dan berhitung. Pada fitur membaca, para penyandang akan diajarkan mengenal huruf alfabet dan mengeja. Tak hanya huruf alfabet, di sini mereka juga diajak belajar membaca huruf diftong dan huruf mati. "Sementara pada fitur berhitung, mereka diajarkan penjumlahan dan pengurangan," ujar Nida.

Dengan desain yang sedemikian rupa, Nida mengungkapkan bahwa alat ini sangat ramah bagi tunanetra. Bahkan ia menilai Edu Braile lebih mudah dioperasikan dibandingkan dengan buku bacaan braille pada umumnya. "Bila buku braille yang manual,  mereka harus mengenal dan dibacakan huruf alfabet. Baru mereka bisa memulai membaca dan harus membolak-balik bukunya. Namun dengan Edu Braille, mereka hanya meraba kemudian mengganti halamannya dengan menekan tombol next," saut Rahmat, rekan Nida satu tim.

Rahmat menambahkan bahwa alat ini memiliki tujuh halaman dengan 10 karakter dan memiliki  kapasitas memori sebesar 32 gb menggunakan memori eksternal. "Alat ini juga dilengkapi dengan suara yang dapat membantu penyandang tunanetra. Bila mereka salah, alat ini dapat membenarkan lewat suara," katanya.
Selain memudahkan bagi para pengguna, alat yang memerlukan proses pembuatan dan riset selama satu tahun ini juga memiliki harga yang terjangkau. "Sebelumnya telah ada alat serupa, akan tetapi harganya sangat mahal yakni 54 juta. Sedangkan alat kami hanya membutuhkan dua juta untuk menyelesaikannya," ungkap mahasiswa Teknik Mesin ini. Terakhir, ia berharap semoga alat ini dapat membuat pembelajaran penyandang lebih efektif. (ifa/ao)

Berita Terkait