ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Oktober 2016, 01:10

Perusahaan Wajib Perhatikan Supply Chain

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bertempat di Auditorium Sinarmas JTI, gelaran tersebut menghadirkan Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP  sebagai pembicara. Dirinya membahas nilai dasar yang harus diperhatikan dalam aktivitas rantai pasok. 

Dosen JTI ini memaparkan empat nilai dasar yang harus dipenuhi agar perusahaan menjadi lebih kompetitif. Yang pertama adalah kemampuan melakukan perkiraan permintaan barang dan jasa. Hal semacam itu membutuhkan data yang akurat agar perusahaan bisa menentukan perencanaan produksi dan pengadaan dengan tepat.
"Kemampuan semacam ini merupakan garda terdepan. Jika kita tidak kuat di nilai yang pertama maka akan berimbas pada bagian selanjutnya," ujar lelaki yang akrab disapa Nyoman itu. Dirinya menambahkan, perusahaan yang mengerti tentang pentingnya rantai pasok tidak akan menempatkan orang-orang dengan kemampuan analisa yang tinggi. 
Nilai selanjutnya yakni keandalan pasokan. Keahlian memperkirakan permintaan barang dan jasa harus didukung oleh nilai tersebut. Keandalan pasokan menimbulkan barang yang dipesan bisa datang tepat waktu. Serta harga yang didapat tidak berubah-ubah, dan bisa menjadikan perusahaan sebagai pelanggan yang diprioritaskan. 
"Jika dua nilai tersebut ada, maka suatu perusahaan akan memiliki rantai pasok yang bagus," ujar lulusan Lancaster University UK ini.
Nilai yang ketiga adalah kemampuan membangun jaringan pemasaran yang kuat. Jaringan yang kuat, membuat produk perusahaan tersebar di berbagai tempat. "Misalnya Unilever, mereka memiliki jaringan yang bagus sehingga bisa mendistribusikan barang-barangnya sampai ke pelosok dan semua orang tahu produk mereka," tukasnya.
Selanjutnya ada ketersediaan informasi produk yang menjadi nilai terakhir dalam pemaparan Nyoman. Menurut dosen JTI itu, penting bagi perusahaan untuk bisa melacak informasi asset, stok barang, dan memonitor penjualan harian produk. 
"Dari situ kita bisa lakukan analisia. Jika ada barang yang produksinya tinggi tetapi tidak laku di suatu tempat, maka kita bisa menghentikan pengiriman ke daerah tersebut," pungkas Nyoman. (mei/hil)

Berita Terkait