Tak hanya bepergian sekali dua kali. Selama dua tahun perkuliahannya, ia telah hijrah ke lima negara berbeda. Tak hanya Asia, Benua Eropa pun sudah dijajakinya. Kelima negara tersebut yakni Taiwan, Rusia, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan.
Pertama kali ia terjun ke Taiwan adalah untuk mengikuti international Summer Camp 2015 di Feng Chia Univerasity. Selama dua bulan, ia belajar banyak hal termasuk budaya dan bahasa mandarin taiwan.
Selama di negeri beruang hitam itu, selain belajar budaya, Hanna juga belajar mengenal kemampuannya sendiri. Ia mengaku pertama kali berkunjung ke negeri orang cukup membuatjantungnya dag-dig-dug.
Tak ingin dikuasai rasa takut, ia terus memotivasi dirinya sendiri untuk cepat beradaptasi dengan setiap perbedaan. Tanpa ia sadari, pengalaman tersebut ternyata menjadikan ia semakin bergairah menggali kekayaan budaya negara lain.
Ketika kembali ke ITS, pikirannya semakin terbuka dengan kekayaan budaya asing. Enam bulan kemudian ia mendapatkan beasiswa Winter IT School dari Tomsk State University di Russia. Selama Februari 2016, bersama tiga orang mahasiswi ITS lainnya, ia menghabiskan waktu sebulan penuh bergelut dengan putihnya salju Rusia.
Disamping belajar kekayaan budaya Rusia, Hanna juga banyak belajar pemrograman serta membangun bisnis yang dibimbing oleh para profesor Rusia.
Selain mengikuti program internasional, mahasiswi kelahiran Surabaya ini juga aktif berorganisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS. Di organisasi ini pun ia mendapat kesempatan melancong ke negeri Merlion. Melalui program kerja BEM ITS expand to Singapore Goes to University, ia berkesempatan bertukar pikiran dengan mahasiswa National University of Singapore.
Semakin hari, Hanna semakin bergairah belajar budaya asing dan terlibat dalam kehidupan lokal negara lain. Mengakhiri semester empatnya, ia kemudian memutuskan mengikuti Sawasdee Program dari AIESEC. Selama dua bulan, ia menghabiskan waktu untuk mengajar siswa sekolah dasar di Thailand.
Sekembalinya dari Thailand, ia kembali melanjutkan perkuliahan semester limanya di ITS. Memasuki minggu pertama kuliah, ia mulai kelihatan sibuk dengan laptopnya. Ternyata, ia sedang mempersiapkan keberangkatannya ke Korea Selatan untuk mengikuti Konferensi Internasional CISAK.
Dalam konferensi yang dihelat oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di korea selatan itu, ia menjadi salah satu delegasi ITS untuk mempresentasikan penelitian mereka.
Dikatakan Hanna, keinginannya keliling dunia bermula ketika ia memasuki ITS yang telah santer dengan budaya internasionalisasinya. "Saya sangat bersyukur masuk ITS yang sudah mengenalkan saya pada peluang dan tantangan dunia global," ungkapnya.
Kepada mahasiswa lainnya, ia berpesan agar masing-masing individu khususnya mahasiswa ITS mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia internasional, salah satunya dengan mengalami. "Melanconglah ke luar negeri, kalian akan menemukan banyak hal yang tidak akan pernah kalian lupakan," pungkasnya. (ven/hil)