Karya yang dimotori oleh Ananda Amri, Farida Rismayanti dan Mochamamad Fauzan tersebut bernama Early Flood Detector with Android Monitoring System. Karya yang diaplikasikan melalui smartphone tersebut dimaksudkan agar masyarakat cepat tanggap menghadapi bencana.
Aplikasi ini merupakan aplikasi mitigasi pra bencana banjir. Pada alatnya, terdapat sensor yang dapat membaca jarak dari lokasi tempat kita berada ke permukaan sungai. "Jika terjadi kenaikan air secara tiba – tiba, maka alat ini akan mengirimkan notifikasi ke smartphone pengguna," ujar Fauzan selaku ketua tim.
Fauzan bercerita, aplikasi ini terinspirasi dari rekaman seismograf gempa yang bisa mendata guncangan secara real time. "Jika seismograf dapat mendeteksi gempa, kami ingin membuat alat yang dapat mendeteksi banjir," tutur mahasiswa angkatan 2013 tersebut.
Ketika ditanya mengenai kendala pembuatannya, Fauzan mengatakan tidak ada kendala yang serius. Hanya saja Ia dan rekannya merasa kesulitan saat proses menghubungkan sensor tersebut dengan smartphone.
"Saya dan tim banyak belajar mandri untuk merampungkan aplikasi ini. Syukurnya banyak taman UKM Robotika yang turut membantu dalam pengerjaannya," ujar pria yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotika tersebut.
Alhasil dari lima peserta semifinal, prototype yang diciptakan Fauzan dan temannya tidak hanya menyabet juara satu saja, tetap juga memboyong gelar best output KTI Economic. "KTI tim kami dianggap tidak menghabiskan banyak biaya dan juga berdampak bagi masyarakat luas," tuturnya.
Meskipun begitu, Fauzan merasa prototype ini masih jauh dari sempurna. Ia dan rekan timnya pun bertekad untuk menambah fitur yang lebih bermanfaat dan memperpanjang jarak sensornya. Saat ini protoype Flood Detector hanya bisa membaca jarak efektif tiga meter.
"InshaAllah kedepannya akan mencoba digabung dengan sensor curah hujan dan kecepatan aliran. Datanya pun akan dipermudah untuk di akses di website," ujarnya. (jel/oti)