ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 September 2016, 08:09

Jangan Tanyakan Agama di Luar Negeri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berlokasi di Gedung SCC lantai 3, Maratus Sholihah sebagai pembicara kunci ketiga pada GCW ini mengupas hal terkait karater masyarakat global. "Cukup dengan pintar dan fasih berbahasa Inggris belum tentu membuat kita nyaman berada di luar negeri, banyak hal yang harus dipelajari," jelas Maratus memulai presentasinya.

Tentu kebudayaan negara tujuan studi merupakan poin penting yang harus dipelajari. Setiap negara tentu memiliki kekhasan masing-masing dan pendatang perlu beradaptasi. "Contohnya di Eropa, garpu dan pisau adalah alat vital yang digunakan untuk menyantap makanan, sedangkan di Indonesia biasanya menggunakan sendok dan garpu, bahkan menggunakan tangan," tutur wanita yang pernah belajar di Portugal itu.

Sikap streotip perlu dihilangkan dari seseorang yang mengenyam kuliah di luar negeri. "Kita tidak boleh menilai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Contohnya, jangan menilai orang lain berdasarkan rasnya," tutur dosen muda Teknik Industri tersebut.

Poin penting yang sangat perlu diperhatikan ialah perihal agama. Wanita yang pernah menjabat sebagai Bendahara BEM FTI ini bercerita, ketiga hal tersebut adalah hal yang tabu untuk di tanyakan kepada seseorang di luar negeri. "Menanyakan agama berarti mencampuri kehidupan mereka. Ketika di luar negeri, belajarlah menghargai agama lain bahkan mereka yang tidak beragama," jelasnya.

Lanjutnya, Maratus bercerita bahwa sikap menghargai keluarga dan gender di tiap negera juga berbeda. "Jika berkelana ke negara sakura, maka otomatis kita harus sangat menghargai orang yang lebih tua dari kita. Dan juga benar – benar menghargai gender ketika di Thailand," jelasnya.

Hal lainnya ialah cara berkomunikasi, gestur tubuh, pakaian dan waktu. "Hampir semua orang Eropa dan Jepang sangat tidak toleransi pada keterlambatan. Maka dari itu, budaya terlambat di Indonesia harus dihilangkan saat kita berada di luar negeri, kalau tidak akan berakibat fatal," ungkap alumnus ITS angkatan 2009 tersebut.

Terlepas dari budaya luar negeri yang perlu diperhatikan, ada beberapa budaya Indonesia yang sangat dianjurkan oleh Maratus untuk dibawa kemana-mana. Budaya tersebut ialah budaya menghargai, ramah dan toleransi terhadap budaya lain. "If you are humble, respectfull, and friendly, you always be fine," ucapnya mengakhiri presentasi. (jel/mis)

Berita Terkait