Dalam orasi ilmiahnya, Kuswandi memaparkan aplikasi keseimbangan fase dalam dunia industri. "Contohnya dalam proses operasi penyulingan, absorpsi dan ekstraksi yang sangat penting dalam industri kimia," ungkap Kuswandi.
Dalam salah satu penelitiannya, salah satu aplikasi termodinamika yang digelutinya ialah proses dehidrasi gas (pengurangan kandungan air dalam gas, red) menggunakan senyawa triethylene glycol (TEG)dalam industri gas alam. "Termodinamika sangat penting untuk memeriksa apa ada kandungan air dalam gas," lanjutnya.
Kandungan air, lanjutnya, dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Misalnya pembentukan hidrat dan meningkatnya sifat korosi dari gas.Untuk mengatasi masalah ini, TEG yang jenuh dengan air harus dimurnikan untuk mendapatkan kemurnian diatas 99 persen.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kuswandi menambahkan flash separation sebelum memulai pengembunan uap. Ternyata, melalui proses ini, kemurnian TEG yang didapatkan mencapai 99,6 persen. "Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi industri gas alam," ungkapnya.
Contoh aplikasi lain yang dirangkum oleh Kuswandi dalam sejumlah penelitiannya adalah penggunaaan termodinamika dalam industri minyak atsiri. Dalam proses pengolahannya, pengotor akan dipisahkan untuk mendapatkan minyak dengan kemurnian tertentu.
Biasanya dalam produksi minyak asiri, termodinamika berperan dalam pemisahan senyawa caryophyllene dan eugenol. Dengan termodinamika, distribusi komposisi komponen pada kedua fase dapat diketahui. Dengan begitu, kedua senyawa tersebut dapat dipisahkan. "Hal ini diperlukan untuk mencegah perubahan warna serta mengurangi aroma yang tidak enak," pungkasnya. (ven/gol)