Ketiga mahasiswa tersebut adalah Siti Sovia, Gama Nuur Aji Firdayani dan Lucky Febriansyah. "Water Evapoter merupakan prototype yang berfungsi untuk menjernihkan air berbasiss arduino dan sensor ultrasonik. Evapoter sendiri merupakan singkatan dari Evaporasi dan Filtrasi," ujar Siti Sovia.
Wanita asal Surabaya ini menjelaskan, cara kerja dari Water Evapoter dibagi menjadi dua proses, yakni evaporasi dan filterisasi. "Proses pertama, air sumur akan dimasukkan ke tandon kemudian akan di filterisasi dengan filter sederhana yang terdiri dari bahan ijuk, kerikul dan pasir apung," terang Siti.
Selanjutnya proses kedua, yaitu proses evaporasi untuk menghilangkan rasa asin pada air. Terakhir, dilakukan penjernihan air dengan menggunakan serat mikro, karbon aktif dan arang.
Siti mengakui meskipun alat Water Evapoter ini sudah menghasilkan air bersih, namun belum dapat dikonsumsi oleh warga, karena belum diuji secara laboratorium. "Meskipun belum dapat dikonsumsi warga, air yang dijernihkan oleh Water Evapoter sudah dapat digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (mck)," tutur mahasiswa D3 Teknik Fisika tersebut.
Ditanyai mengenai ide Water Evapoter, Gama, rekan lomba Siti menjelaskan ide lomba ini berasal dari masalah masih kurangnya air bersih yang berada daerah Keputih. "Kurangnya air bersih ini terutama terjadi di daerah keputih yang berdekatan dengan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)," ujar Gamma.
Gamma juga bercerita, pembuatan prototype dari Water Evapoter hanya membutuhkan waktu tiga hari penuh. Meski awalnya terkendala dalam pembuatannya akibat sering terjadi kebocoran pipa dan kerusakan kondensor.
Kedepannya, Gamma beserta kelompoknya akan berusaha terus untuk mengembangkan alat ini sehingga suatu saat air jernih yang dihasilkan oleh Water Evapoter teruji secara lab dan aman untuk dikonsumsi masyarakat. "Kami akan berusaha menjalin kerja sama baik pada pemerintah dan pihak swasta untuk dapat mengembangkan Water Evapoter," pungkas mahasiswa S1 Jurusan Teknik Fisika tersebut. (jel/oti)