Dalam acara yang dihadiri ratusan tamu undangan dari berbagai kalangan tersebut, Joni mengukuhkan tiga orang guru besar. Mereka adalah Prof Dr Ir Aulia Siti Aisjah MT, Prof Dr Ir Kuswandi DEA, dan Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MengSc PhD. Ketiganya meraih gelar profesor dalam bidang ilmu teknik fisika, termodinamika, dan struktur beton.
Dikatakan Joni, dengan dilantiknya tiga guru besar baru, ITS kini telah melahirkan 115 guru besar. Selain itu, ia turut menuturkan bahwa saat ini masih terdapat enam calon guru besar yang sedang dipersiapkan oleh ITS. "Jumlah ini masih 40 persen dari total jumlah doktor yang dimiliki ITS," ulas Joni.
Meski persentasenya meningkat dari tahun sebelumnya, Joni mengaku bahwa jumlah tersebut masih jauh dari target ITS yakni 70 persen. "Untuk itu kami tak henti-hentinya mendorong para dosen di ITS agar mempersiapkan diri menjadi profesor," ujar pria asal Bandung ini.
Namun, Joni menegaskan bahwa gelar profesor bukanlah hal yang utama. Menurutnya hal yang harus menjadi perhatian adalah karya intelektual yang dihasilkan sebagai profesor. Apalagi, kini ITS sudah berstatus Peguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH). "Sehingga kita dituntut untuk lebih berkontribusi kepada bangsa, salah satunya melalui pengabdian masyarakat dan publikasi penelitian," jelasnya.
Lebih lanjut, Joni menjelaskan bahwa ITS sedang berusaha mengembangkan pusat penelitiannya. Bahkan ITS pun akan meningkatkan jumlah sumber daya yang mampu menghasilkan karya ilmiah. "Salah satunya melalui program pascasarjana. Untuk itu, ITS menyediakan beasiswa kepada lulusannya yang berprestasi untuk menempuh gelar S2 di ITS," tutur Joni.
Tak hanya itu, ITS juga menuntut para dosennya untuk aktif melakukan penelitian. Dijelaskan Joni, saat ini jumlah penelitian ITS yang terindeks skopus bertengger di posisi lima besar di Indonesia. Untuk meningkatkannya, ITS mewajibkan seluruh dosennya melakukan penelitian termasuk untuk dosen yang memiliki fungsi manajerial di kampus sekalipun.
"Publikasi internasional karya ilmiah juga maksimal dilakukan dua tahun setelah penelitian," tandasnya. Joni pun berharap hal ini menjadi cambuk bagi seluruh civitas akademika ITS untuk berusaha lebih baik setiap harinya.
Di akhir, Joni turut menyampaikan pesannya untuk tiga profesor yang baru saja dikukuhkan. Menurutnya, jabatan profesor bukan sebuah status yang mereka minta, namun merupakan anugerah dari institusi dan masyarakat kepada mereka. "Ini adalah bentuk pengakuan kami terhadap kepakaran bapak dan ibu selama ini," katanya.
Joni pun berharap mereka dapat mengemban amanah sebagai profesor dengan baik. Sebab, setiap langkahnya kini akan diperhatikan dan menjadi representasi masyarakat intelektual. Menjadi profesor pun menurut Joni bukan perkara mudah. Bukan saja bertanggungjawab mengembangkan penelitian dan mengabdi kepada masyarakat tapi juga ditantang untuk mampu menciptakan lebih banyak peneliti yang handal.
"Catatlah ini sebagai amanah moral. Menjadi profesor adalah memberi, bukan meminta. Jadi, jangan hanya mengharap fasilitas, tapi ikutlah menciptakan fasilitas tersebut," pungkas Joni. (ayi/hil)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi