Evita Tania, senior consultant dari MarkPlus memulai presentasinya dengan menanyakan siapa saja peserta yang pernah berbelanja di dunia maya. Ternyata, ia merasa salah bertanya karena menerima serbuan tangan ke atas.  

Setelah pertanyaannya dibalik, ia hanya mendapatkan pengakuan dari tiga orang saja. "Kalau begini, saya rasa tidak perlu ya menjelaskan e-commerce itu apa," ucapnya diiringi senyuman.

Setelah itu, ia langsung menyodorkan beberapa data mengenai perkembangan e-commerce di Indonesia. Salah satunya adalah data tentang banyaknya perusahaan yang masuk ke pasar ini sepuluh tahun terakhir. "Kalau kita lihat, grafik kegiatan ini terus meningkat dari tahun ke tahun," katanya serius.

Selanjutnya ia menunjukkan barang-barang yang paling laris dibeli saat belanja di dunia maya. Diurutan pertama muncul kata fashion. Lalu diurutan selanjutnya ada ponsel pintar, tiket pesawat, kosmetik, dan tiket kereta.

Evita juga menjelaskan alasan orang memilih sebuah situs untuk berbelanja bukan semata-mata karena harga, tapi ada pertimbangan lain. Alasan itu di antaranya adalah kontak yang jelas ketika hendak membeli barang, pengalaman berbelanja di situs itu dan desain atau tampilan situs. "Dari data ini, perusahaan e-commerce dapat menyiapkan strategi khusus untuk menarik pelanggan," katanya.

Di akhir, ia menjelaskan kemungkinan perusahaan dagang elektronik di masa depan. "Kedepannya bisa saja kecepatan dalam pengiriman barang bisa sampai dalam hitungan menit, " tuturnya. Ia pun memberi contoh dengan menampilkan video dari amazon.com yang mengirimkan barang menggunakan drone sehingga barang bisa sampai dalam waktu 30 menit.

Acara yang bertajuk Creating E-Commerce Generation ini diselanggarakan oleh Marketeers di jurusan Manajemen Bisnis ITS. Peserta acara ini sebagian besar adalah mahasiswa baru jurusan Manajemen Bisnis ITS. Marketeers mengunjungi sepuluh kampus di seluruh nusantara. Jurusan Manajemen Bisnis ITS pun menjadi salah satu yang terpilih. (yan/hil)