ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
01 September 2016, 13:09

Motivasi Riset untuk Mahasiswa Pascasarjana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Indonesia masih minim dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Bahkan masih tertinggal dengan negara Malaysia," jelas Dr Ing Doty Dewi Risanti ST MT memulai seminar. Minimnya jumlah publikasi pun berbanding lurus dengan data S3 Indonesia.

Menurut Doty, panggilan akrabnya, jumlah S3 Teknik, Sains, dan Pertanian hanya dua orang per satu juta penduduk. "Penyebabnya ialah minimya kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah," ujar dosen Teknik Fisika tersebut.

"Riset merupakan sebuah perjalanan yang membutuhkan dasar berupa keingintahuan, pengetahuan ,keahlian dan kerja keras. Dalam melakukan sebuah riset sebaiknya peneliti tertarik untuk menumbuhkan rasa penasaran dan keingintahuan melakukan riset," jelas wanita kelahiran Banyuwangi tersebut.

Selain keingintahuan, motivasi lain untuk melakukan riset adalah meningkatkan pengembangan karir, kualitas ilmiah,  aktivitas strategis dan yang terutama adalah belajar menulis. Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas riset dan SDM maka peneliti sebaiknya memiliki jejaring internasional untuk bertukar pendapat, kolaborasi riset dan juga pendanaan yang jelas.

Wanita kelahiran 1974 itu juga menandaskan bahwa riset yang dilakukan harus dipublikasikan. "Jika riset tidak dipublikasikan maka riset tersebut tidak akan memberikan manfaat. Sebaliknya jika dipublikasikan akan memberi dampak bagi penulis, institusi, masyarakat bahkan negara," jelasnya.

"Manfaat yang diperoleh dari publikasi riset atau jurnal sangat beragam. Peneliti pun perlu memperhatikan dimana jurnal tersebut akan dipublikasikan. Hal ini yang menjadi poin penting mengapa harus melakukan riset dan publikasi jurnal," sambung wanita yang meraih gelar master di ITB itu.

Mengakhiri seminar, Doty berpesan agar mahasiswa tidak takut untuk mulai melakukan riset dan publikasi jurnal . "Seperti kata Issac Newton, Nobody gets it perfect in the first draft," jelasnya. (jel/hil)

Berita Terkait