ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
27 Agustus 2016, 09:08

Mengajari Kesenian Hingga Perangkat Lunak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Minimnya jumlah guru serta kualitas pengajar yang kurang memadai, mendorong tim IFI untuk turut membenahi kualitas pendidikan di Desa Tanggulangin. Para pengajar tangguh ini dibagi untuk mengajar di SDN 1 dan SDN 2 Tanggulangin.

Untuk mempersiapkan hal itu, sebelumnya, pengajar ini pun telah melakukan pelatihan bersama dengan Indonesia Mengajar (IM). "Bentuk pengajarannya berbasis kreatif, yakni dengan berbagai alat penunjang dan juga permainan yang pastinya lebih disenangi anak-anak," ujar Muhammad Zulhafizh, koordinator acara.

Selain itu, para pengajar tangguh ini juga mengajarkan kepada anak-anak berupa kegiatan ekstrakurikuler. Seperti menari, paduan suara, membaca puisi, dan karate. ”Nantinya akan ditampilkan di penutupan dan harapan kami hal ini dapat meningkatkan kemampuan anak-anak di Tanggulangin,” sambung Epis, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Tim IFI 2016 juga mengadakan beberapa pelatihan untuk mendukung kualitas hidup warga. Seperti pelatihan sablon yang diikuti para pemuda dan warga desa. Pelatihan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara keberlanjutan sehingga warga dapat secara mandiri berwirausaha.

Tak hanya industri kreatif, warga yang terdiri dari pemuda dan para orang tua pun diberikan pelatihan bengkel. Bekerjasama dengan Lembaga Bengkel Mahasiswa Mesin (LBMM) ITS, 31 peserta yang mengikuti pelatihan ini diakui Epis merasa puas dan juga senang.

Pelatihan penggunaan Microsoft Office juga diberikan kepada perangkat desa selama dua hari. Epis berharap bahwa perangkat desa dapat menjalankan dasar-dasar Microsot Office yang nantinya bisa diaplikasikan ketika bekerja. "Alhamdulillah antusiasme warga begitu tinggi, bahkan ada yang minta tambahan di luar jam pelatihan tesebut," ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Industri ini.

Selama perjalanan tim di Tanggulangin, Epis mengaku menemui banyak kendala. Dengan jumlah panitia yang seadanya, mereka harus mampu membagi sumber daya. Selain itu Desa Tanggulangin yang tergolong daerah terpencil, menjadikan tim sulit mencari jaringan untuk berkomunikasi. "Jadi entah bagaimana caranya kita harus bisa menyampaikan informasi ke semua panitia dan pengajar tanpa jaringan telekomunikasi," lanjutnya.

Mahasiswa asal Provinsi Riau ini berharap kegiatan yang dilakukan Tim IFI dapat memberi banyak kebermanfaatan bagi warga Tanggulangin. "Semoga apa yang kami lakukan tiga minggu ini dapat benar-benar memberi manfaat untuk menjadikan Tanggulangin lebih baik dari sebelumnya," tutupnya. (fai/mis)

Berita Terkait