Rabu (24/8), 35 mahasiswa internasional dari 13 negara berbeda berbondong-bondong menuju SD/SMP YPPI Surabaya. Mereka bermaksud untuk belajar musik dan tari tradisional Indonesia. Untuk keempat kalinya, YPPI menyambut hangat mahasiswa asing yang dikirim oleh ITS.
"Kami diminta untuk mengajari mahasiswa asing mengenai tiga aspek. Yaitu tradisional musik, tari, dan makanan. Tentu kami tidak menolak tawaran ini," ujar Rony Poerwantoro SSi, bagian kesiswaan. YPPI sendiri mengenalkan alat musik angklung untuk musik tradisional, dan saman untuk tari tradisional.
Rony mengaku, sekolahnya sangat mendukung kegiatan ini. Ia mengatakan, kegiatan ini adalah wadah yang pas untuk menunjukkan performa siswanya. "Yang paling penting di sini sebenarnya siswa mendapatkan pembelajaran dalam konteks
English saat berinteraksi dengan mahasiswa asing," ungkap pria lulusan Universitas Airlangga ini.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, ada kelompok mahasiswa internasional yang belajar musik angklung, dan juga ada kelompok yang belajar tari saman. Kemudian mereka bertukar tempat untuk mempelajari sebaliknya. "Sebenarnya kami ada dua alat musik tradisional, yaitu karawitan dan angklung. Tapi angklung kami pilih karena lebih portable," kata Rony.
Di antara sesi pertama dan kedua, ada sesuatu yang menarik bagi mahasiswa internasional. Mereka disuguhkan beraneka jajanan khas Indonesia. Jajanan itu di antaranya adalah lemper, kroket, nagasari, kue lindri, dan minuman seperti dawet. "Kami banyak berharap kerjasama tetap terjalin, bagi kami kegiatan sepeti ini adalah media pembelajaran yang tepat untuk anak," tutup Rony.
Sementara itu, salah satu siswa SMP YPPI Surabaya, M Vaundra mengaku sangat senang kedatangan mahasiswa internasional di sekolahnya. Ia sendiri sedang duduk di kelas 8 sehingga ini pengalaman keduanya terlibat kerjasama dengan ITS. "Sayaenggak kesusahan berinteraksi. Bangga bisa ngajarin bule," cetus Vaundra. (yan/guh)