Sekilas ia tampak seperti orang pribumi kebanyakan. Dengan kulit sawo matang khas Indonesia dan rambut hitam pekat tanpa campuran bule sama sekali. Sebuah kaca mata bertengger di matanya menambah kesan pribumi yang sangat oriental. Jika ia tak berbicara, maka banyak orang mengira ia berwarga negara Indonesia, padahal tidak.
Pria yang aktif mengajar di UC Berkeley ini berkesempatan membagi pengalamannya dengan civitas akademik ITS. Dalam pertemuan yang berlangsung selama 2 jam tersebut, ia bercerita mengenai segala aktivitasnya di UC Berkeley. Dari riset hingga para mahasiswanya.
Salah satu cerita menarik yang ia bagi pada siang itu adalah cerita sebuah gedung. Pasalnya, ada salah satu gedung di UC Berkeley yang diberi nama dengan Sutardja. "Di Sutardja Center, kalian bisa menemui orang Indonesia yang sedang berwisata disana," candanya.
Mereka menamai gedung tersebut dengan Sutardja center karena keluarga sutardja selalu menyumbangkan dana kepada UC Berkeley untuk membiayai riset-riset mereka. Jumlahnya pun terbilang fantastis yaitu 20 juta USD.
"Sebagai bentuk terima kasih, UC Berkeley memberi nama salah satu gedung mereka dengan nama Sutardja," terangnya. Hal tersebut ia contohkan untuk memberi pandangan kepada ITS untuk memotivasi riset-riset yang dilakukan. (bal/hil)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung