Ketika sesi pertanyaan dibuka, salah seorang peserta bertanya. "Bagaimana cara bapak memotivasi para mahasiswa untuk menjadi entrepreneur ?" tuturnya kepada Professor George. Pria yang kesehariannya mengajar di UC Berkeley ini sempat terkejut, dan menggeleng-gelengkan kepala.
Lelaki yang akrab di pangggil George ini menjawab pertanyaan tersebut. "Saya mengarahkan mahasiswa, untuk berkarya dalam bidang engineering sesuai dengan hobinya," jawabnya. Karena menurut dirinya, ketika seseorang menyenangi suatu hal maka pekerjaan yang dilakukan tidak akan terasa. Sehingga untuk menghasilkan sesuatu akan terasa sangat menyenangkan.
Ia juga memberikan pendapat bahwa kegagalan adalah hal yang wajar. Semakin sering tertimpa kegagalan, maka seorang mahasiswa akan semakin belajar. "Tapi, jangan sampai kita gagal dua kali di kasus yang sama," imbuhnya.
Menurutnya, menjadi seorang entrepreneur telah mengalir didarah orang Indonesia. Di Amerika, untuk membangun sebuah usaha, Ia harus mengurus izin kesana kemari. Hal tersebut bertolak belakang dengan yang terjadi di Indonesia. Ia sempat kaget ketika melihat toko ban yang menjual merek-merek ternama terletak dibawah jembatan.
Jika di Amerika, berjualan di trotar dan dibawah jembatan merupakan tindak pelanggaran hukum. "Sedangkan di Indonesia, Itu adalah entrepreneur," pungkasnya. (bal/hil)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh