Publikasi terbaru dari Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pada tahun 2015 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia adalah 69,55. "Meskipun indeks ini meningkat dari tahun 2014 yang hanya 68,90. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak provinsi yang berada pada posisi selangkah di belakang skor nasional," tutur Basuki.
"Dalam konteks pengembangan infrastruktur, kita mungkin setuju bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini tengah menjadi perdebatan panas," ujar pria kelahiran Surakarta tersebut. Berdasarkan data Persatuan Insinyur Indonesia, insinyur dan arsitek Indonesia jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2013, hanya ada 199 insinyur bersertifikat per 1000 penduduk. Sementara Thailand dan Malaysia, masing-masing memiliki 293 dan 503 per 1000 penduduk.
"Jika kita ingin melihat lebih dekat, kita pasti terkejut mengetahui bahwa angka partisipasi sekolah di Papua hanya 25,43 persen. Sementara 41,30 persen tidak lagi mendaftar ke pendidikan wajib," sesal Basuki.
Lebih buruk lagi fakta yang menyebutkan bahwa sebanyak 33,27 persen warga Papua tidak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah. "Kita harus mengambil tindakan serius atas masalah ini," pungkas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut. (mbi/hil)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung