ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
03 Agustus 2016, 23:08

Tata Kelola Infrastruktur Harus Dilakukan Dengan Baik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Sebanyak 59 makalah telah dipresentasikan langsung di Grha ITS selama simposium berlangsung. Dari jumlah itu, makalah terbanyak disumbang oleh ITS dan Unair. Masing-masing dengan 26 dan 12 makalah.  
Sedangkan makalah lainnya secara merata datang dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Tanjung Pura, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Andalas, dan Universitas Hasanuddin.  
"Simposium ini adalah yang pertama kalinya digelar oleh UNIID," ungkap Dr Hera Widiatuti MT, Ketua Panitia dari ITS. Peserta simposium hadir tanpa dipungut biaya. Hal ini karena adanya dukungan utama dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).  
Kemudian, acara ini dibuka langsung oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti). Dalam hal ini Menteri Ristekdikti diwakili oleh staf ahli kementrian yakni Ir Hari Purwanto MSc DIC. Hari menyatakan institusi pendidikan tinggi berperan besar dalam menyediakan lulusan yang handal di bidang infrastruktur. 
Menurutnya, perguruan tinggi tak hanya harus memperhatikan pengelolaan infrastruktur secara fisik yang ada di dalam kampus. Namun juga mendorong keterkaitan antara infrastruktur dan pembangunan ekonomi. 
Ia juga meminta agar perhatian terhadap regulasi, tata kelola pembangunan, serta inovasi dalam pengembangan infrastruktur turut ditingkatkan. "Harus ada pengadaan, pengoperasian, dan pemeliharaan yang baik," singkat Hari. 
Selain itu ia menambahkan perguruan tinggi juga turut menyediakan riset yang relevan dalam perumusan kebijakan infrastruktur. "Tak lupa juga yang sering ditekankan oleh pak menteri adalah mengenai daya saing," tutur Hari. 
Dijelaskan Hari siap atau tidak, telah banyak ditemukan profesi tenaga ahli yang berasal dari luar negeri utamanya Asean. Sehingga dalam hal ini ketersediaan lulusan perguruan tinggi dituntut memiliki daya saing yang tinggi. 
Simposium ini juga dihadiri oleh Dirjen Pengembangan Sumberdaya Iptek dan Pendidikan Tinggi, Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD. "Program pembangunan infrastruktur harus dilaksanakan dengan tepat waktu, efisien, dan berkualitas," tutur Ali. 
Ali menjelaskan supaya bisa tercapai hal tersebut, peran perguruan tinggi melalui UNIID diharapkan dapat memberikan rekomendasi. "Rekomendasi serta inovasi tentang manajemen aset serta tata kelola infrastruktur itu yang diperlukan," jelas Ali. 
Selain itu, ITS melalui Wakil Rektor Bidang Perencanaan Keuangan Sarana dan Prasarana, Ir Heppy Kristijanto MS menyampaikan apresiasinya atas kerjasama yang terjalin dengan UNIID dan beberapa universitas di Indonesia.  
Diakuinya juga bahwa tiga infrastruktur yang pembangunannya belum rampung di ITS akan segera diseleseikan. Ketiga infrastruktur itu yakni Mipa Tower, Research Center dan Laboratorium Teknik Industri. Menurutnya target selesei adalah tahun ini. "Ketiganya telah selesai proses pembangunan fisik gedung, namun yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah kelengkapan interior, supaya bisa beroperasi dengan baik," ungkap Heppy. (dza/akh).

Berita Terkait