ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
23 Juli 2016, 19:07

ITS Juara Dua Debat Ilmiah Al-Quran Berbahasa Inggris

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Debat Ilmiah Kandungan Al-Qur’an berbahasa Inggris (MDBI) adalah kegiatan adu argumentasi antara tim yang mendukung topik (pro) dan tim yang menentang topik (kontra) terhadap permasalahan yang dibahas berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Sistem yang digunakan dalam debat ini adalah British Parliamentary (BP). Terdapat empat regu dalam setiap sesi. Dua regu mewakili pihak pemerintah dan sisanya mewakili pihak oposisi.

Gelar juara dua berhasil diraih tim ITS setelah berhasil melenggang ke babak final dengan poin tertinggi pada saat penyisihan di antara kompetitor lainnya. Menurut Itqon, ketua tim, timnya diuntungkan saat penyisihan dan semifinal. Pasalnya, saat itu timnya mendapatkan peran kontra berturut-turut untuk topik larangan adzan menggunakan pengeras suara dan ketidaksesuaian aturan pada bank syari’ah.

Namun, keberuntungan nampaknya tak lagi berpihak pada tim ini menjelang babak final. Itqon dan Wicak diharuskan berperan sebagai pihak yang pro terhadap larangan pengadaan akta kelahiran untuk anak hasil dari hubungan di luar nikah.

”Yang paling susah adalah babak final. Kami diharuskan menjustifikasi kenapa hak si anak boleh disakiti, padahal yang melakukan kesalahan adalah orang tuanya, sehingga hak si anak terdzalimi," terang mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan itu. Meskipun demikian Itqon dan Wicak tetap mampu bertengger pada urutan kedua di antara empat kompetitor lain di babak final.

Menurut ketua Komunitas ITS Foreign Language Society (IFLS) ini, ada hal unik yang membedakan antara debat umum dengan debat di MTQ. ”Kita harus menyiapkan ayat Al-Qur’an, hadits bahkan hingga sirah nabawi untuk mendukung argumen kita. Hal ini berbeda dengan debat umum yang hanya mengandalkan logika sederhana yang sesekali diselingi beberapa data," jelasnya kepada ITS Online.

Bagi Itqon, menjadi kafilah ITS dalam ajang ini adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat. ”Secara tidak langsung, kami ‘dipaksa’ untuk mempelajari lebih banyak tentang Al-Qur’an dan Hadist Nabi," tuturnya. Ia merasa bahwa paksaan tersebut justru menambah wawasan keilmuannya.

Hasil Tak Pernah Mengkhianati Usaha
Dibalik mahirnya kafilah ITS dalam beradu arguemntasi dengan kontingen lainnya, ternyata terdapat sebuah perjuangan yang keras dari mereka. Menurut Itqon, latihan intensif bukanlah hal yang asing bagi tim, bahkan saat hari-hari biasa sekalipun. ”Kalau mau lomba biasanya latihan setiap hari hingga jam 12 malam, kalau hari biasa hanya 4 kali seminggu sampai jam sepuluh malam," ulas mahasiswa asli Surabaya ini.

Memang tak ada hasil yang akan mengkhianati usaha. Usai beradu pada ajang MTQ dengan perolehan fantastis tersebut, dalam waktu dekat Itqon juga akan kembali mengikuti kompetisi debat tingkat nasional, National University English Debating Championship (NUDC) di Jakarta. ”Alhamdulillah ITS juga lolos final NUDC. Alhamdulillah-nya lagi saya juga ikut dikirim," ucapnya penuh syukur.

Debat Bahasa Arab Kandas di Semifinal
Selain di cabang debat Bahasa Inggris, Kafilah ITS juga menerjunkan tim di Cabang Debat Bahasa Arab. Diwakili oleh Syihabudin Rois dan Muhammad Fatih Amirudin, kafilah ITS mampu melaju melewati penyisihan, meskipun kemudian kandas di semifinal. ”Kendala utama yang kami rasakan bukanlah perihal tema, melainkan kelancaran bahasanya," terang Rois, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin.

Rois mengaku belum ada komunitas untuk para debater Bahasa Arab di ITS. Meskipun demikian ia tetap optimistis bahwa ITS mempunyai kapasitas menuju juara pada kompetisi selanjutnya. Ia juga mengajak mahasiswa untuk mencintai Bahasa Arab. ”Kalau ingin mengenal Islam secara mendalam, kenalilah Bahasa Arab. Sebab, Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an, pedoman umat Islam," ujar alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin Surakarta ini. (qi/mis)

Berita Terkait