Oleh : Dadang ITS |
265
|
Source : -
Sejak 2015 tercatat kejadian kebakaran di Surabaya mencapai 36 kejadian dengan kerugian mencapai 97,9 milyar rupiah. Daerah rawan kebakaran tersebut adalah Kampung Nyamplungan yang terletak di wilayah wisata sejarah Ampel. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya penduduk yang memadati kawasan tersebut.
"Nyamplungan mendapat perhatian khusus karena jika terbakar maka hilang lah ikon wisata sejarah Surabaya," ungkap Adjie Pamungkas ST MDevPlg PhD, Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS.
Dalam seminar bertajuk Urban Ressilence : Making A Low Risk Kampung to Urban Fire, Jumat (22/7), Adjie menjelaskan langkah praktis mengatasi bencana kebakaran. Salah satunya adalah dengan pendekatan kepada warga. "Caranya dengan membentuk komunitas warga yang tanggap bencana kebakaran," jelas Adjie.
Di tengah seminar yang merupakan kegiatan paralel Preparatory Committee (Prepcom) 3 United Nation (UN) Habitat III ini. Adjie menegaskan partisipasi langsung masyarakat Surabaya terhadap kotanya sedang menjadi sorotan dunia. Tak heran jika pembentukan komunitas tanggap bencana menjadi solusi tepat bagi masalah perkembangan kota.
"Partisipasi masyarakat Surabaya terhadap perkembangan kotanya dinilai sangat baik, ini juga alasan mengapa Prepcom 3 UN Habitat III diadakan di sini," bebernya.
Tak hanya diberikan penyuluhan, komunitas ini juga dibekali dengan wawasan teknologi dalam menghadapi ancaman kebakaran. Salah satunya adalah peta yang menyuguhkan berbagai titik infrastruktur keamanan kebakaran dan rute evakuasi apabila nantinya terjadi bencana. "Komunitas ini disebut agen Fire Brigade Inspector (FBI)," ujar lelaki yang mengenyam studi doktoral di Australia.
Strategi awal yang diberikan adalah dengan memberikan pengertian mengenai macam-macam resiko, mulai dari resiko kecil hingga besar yang masing-masing memiliki penanganan berbeda. Tak berhenti di situ, untuk meningkatkan efektifitas respon bencana dibentuk pula agen khusus yang berisikan delapan orang sebagai penggerak.
"Dengan begini tak hanya pencerdasan saja yang diberikan, teknologi pencegahan dan pasca kebakaran juga diterima oleh masyarakat," pungkas Adjie. (arn/hil)