Juara satu datang dari cabang Desain Aplikasi Komputer Al-Qur’an atas nama Rahmat Bambang Wahyuari, Edy Hamid Saifullah serta Nida Amalia. Aplikasi bernama ReadMe hasil karya mereka berhasil memikat hati para juri. ReadMe adalah sebuah apllikasi hardware berupa konsep Al-Qur’an braile untuk penyandang tunanetra yang dirancang secara digital sehingga lebih praktis.

Sedangkan untuk cabang Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Qur’an atas nama Ahmad Fahmi Rofiqi dan Rifqi Nur Mukhammad berhasil menyumbangkan medali perak. Karya berjudul Submarine Geothermal Project yang mereka presentasikan mampu melenggang ke peringkat dua dengan menyisihkan 24 peserta lainnya.

Kabar baik juga datang dari cabang Debat Ilmiah Kandungan Al-Qur’an dalam Bahasa Inggris yang berhasil bertengger di peringkat dua. Tim ini digawangi oleh Rahmad Ananto Wicaksono dan M. Itqon Asyakari. "Sebenarnya pada saat babak final posisi kami kurang diuntungkan oleh tema yang diberikan," ujar Itqon saat ditemui ITS Online.

Tak ketinggalan, pendatang baru dari cabang Khattil Qur’an atau kaligrafi atas nama Annisa’uz Zahroh juga menorehkan prestasi sebagai juara dua. Konsep kaligrafi Arab kontemporer yang digunakannya dalam melukis ayat-ayat Al-Qur’an terbukti sukses menarik perhatian dewan juri.

Selain itu Ahmad Yazid Maulana Wachid dari cabang Hifdzil Qur’an (hafalan) 5 Juz juga turut mengharumkan almamater. Gelar juara harapan tiga berhasil ia amankan. Perolehan ini membuktikan bahwa meskipun ITS adalah kampus dengan latar belakang sains dan teknologi, para mahasiswanya tidak hanya mampu bersaing dalam cabang ilmiah seperti desain aplikasi atau karya tulis saja, namun juga dalam kompetisi hafalan Al-Qur’an.

Pembina ITS Society for Qur’anic Studies (IQS), Drs Wahyuddin ME I mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai oleh para kafilah kampus perjuangan ini. "Dapat peringkat empat dari 47 PTN dan PTS di Jawa Timur merupakan suatu hal yang patut untuk disyukuri," tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa ITS banyak mendapatkan ucapan selamat dari kontingen lain. Hal ini mengingat bahwa kentalnya aroma teknik dari kampus ITS sama sekali tidak menyurutkan mental tim untuk berprestasi pada kebanyakan cabang yang diperlombakan.

Dosen Agama Islam ini berharap agar prestasi yang dicapai oleh para kafilah dapat semakin menggugah semangat mahasiswa muslim ITS untuk mencintai dan mempelajari Al-Qur’an. "Ke depan, kami akan mempersiapkan para kafilah dengan lebih baik lagi untuk mengikuti MTQ Mahasiswa Nasional ke-14 di Malang," tutupnya. (qi/mis)