Joni mengaku sangat bangga dengan mahasiswa yang telah mau dan mampu bekerja keras sehingga menghasilkan karya seperti Sapu Angin XI, Jalapatih 2, dan roboboat Nala-Evo Mark II tersebut. Bahkan ia menganggap para mahasiswa tadi merupakan duta negara. "Saat saudara keluar dari Indonesia, maka saudara sudah menjadi duta negara. Karena di pundak saudara bukan hanya nama ITS, tetapi juga nama Indonesia," ungkapnya.
Ia pun senang dapat berjumpa terlebih dahulu dengan para anggota tim sebelum keberangkatan. Berkaca pada tahun lalu, Joni menyesal tidak sempat memberi dukungan secara langsung karena tim telah berangkat terlebih dahulu. "Kebiasaan itu harus dihilangkan, karena tujuan kita berkumpul disini adalah untuk mendoakan yang terbaik," pesan guru besar Teknik Lingkungan ini.
Joni pun optimis mahasiswanya dapat meraih hasil terbaik saat berlaga di negeri orang tersebut. Menurutnya mahasiswa ITS mempunyai kemampuan yang setara dengan pelajar-pelajar lain di seluruh dunia. "Apalagi saudara sudah berpengalaman, jadi dengan perjuangan, persiapan, dan doa Insya Allah akan dapat mencapai hasil yang terbaik," lanjut Joni.
Tak lupa Joni pun mengucap rasa terima kasih kepada seluruh anggota tim yang rela berjuang membawa nama ITS. Mengingat momen yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan, ia sangat mengapresiasi para anggota tim yang rela berjalan sejauh ini bahkan harus rela melewatkan lebaran bersama keluarga untuk melakukan tugas lombanya di sana.
"Namun jangan lupa untuk terus beribadah kepada Allah SWT, tunjukkan bahwa kita punya dedikasi dan perilaku yang baik. Karena itu merupakan nilai dari semangat sepuluh nopember," pesannya kepada seluruh anggota tim. Usai melepas keberangkatan secara resmi, Joni pun turut berkesempatan menyaksikan langsung demonstrasi kapal Nala-Evo Mark II besutan tim Barunastra Robobeat ITS di kolam depan rektorat. (fai/akh)