ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
19 Juni 2016, 11:06

Rahasia Menghafal Al Quran dari Hafidz Termuda Dunia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rangkaian acara Rahasia Menghafal dari Hafidz ini diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Sidoarjo yang bekerjasama dengan Suara Muslim Surabaya, Ma’had Umar Bin Khattab, Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI), dan Ramadhan di Kampus ITS (RDK ITS). Dengan mendatangkan narasumber keluarga Tabarak yang berasal dari Mesir, seminar ini mampu menyedot banyak khalayak.

Menghafal Al Quran 30 juz bukanlah perkara yang mudah, butuh niat yang kuat dan kesabaran yang tinggi dalam menjalaninya. Tak heran jika Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD akhirnya menyatakan memberikan penghargaan khusus bagi penghafal 30 juz yang mendaftar ke ITS. 

Bagi Joni, hafiz adalah prestasi calon mahasiswa yang patut dihargai. "Prestasi mereka bahkan setara dengan mereka-mereka yang jadi juara dalam bidang tertentu baik akademik maupun non akademik. Syaratnya cukup melampirkan sertifikat resmi hafiz 30 juz," jelasnya.

Seminar tersebut mendatangkan tiga orang hafidz cilik yaitu Tabarak, Yazeed, dan Zeenah. Ketiganya telah hafal Al Quran saat berusia di bawah lima tahun. "Setelah mereka mengahafal Al Quran tidak lantas berhenti tapi kami mengajarkan pula untuk mengetahui sebab dan mushafnya," ujar Dr Kamil Al Boudy, orang tua ketiga hafidz ini

Saat disinggung untuk memberikan rahasia khusus agar dapat menjadi keluarga penghafal Al Quran, ayah ketiga anak ini memaparkan tidak ada yang rutinitas yang sangat berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Menurutnya, kuncinya ada pada pembagian waktu.

"Anak-anak harus memiliki waktu untuk menghafal dan bermain. Ada satu hal yang selalu diberikan oleh istri saya setiap harinya, mereka selalu mengkonsumsi madu, susu, dan kurma hal tersebut yang dijadikan makanan pokok keluarga kami," tuturnya

Dr Kamal menuturkan, dalam proses menghafal kita harus mengetahui kapasitas anak dapat mengahafal berapa ayat dalam sekali baca. Bagi anak-anak, hafalan ditekankan pada nada yang mereka gunakan. Namun  pada orang dewasa, hafalan ditekankan pada pemahaman makna ayat tersebut.

"Jika kita ingin menyampaikan sesuatu jangan menunggu menjadi haidz, sampaikanlah walaupu satu ayat seperti pada hadis," ungkapnya.

Sementara itu Tri Mei Lisnawati, salah satu panitia menyampaikan bahwa ini merupakan acara yang luar biasa hingga dapat menghadirkan narasumber internasional dan diselenggarakan untuk umum.

"Harapannya setelah menghadiri seminar ini banyak yang tergugah untuk menjadi penghafal Al Quran. Karena sebaik-baiknya orang adalah yang mempelajari Al Quran seperti pada hadis," pungkasnya. (ifa/pus)

Berita Terkait